ดาวน์โหลดแอป
22.66% IMPIAN EMAK UNTUK IFA / Chapter 17: SURPRISE

บท 17: SURPRISE

Happy Reading ❤

Sore itu Rizky tidak bisa konsentrasi di kantornya. Sejak bangun tidur Ifa bersikap dingin kepadanya. Apa salah gue ya? Perasaan semalam masih baik-baik saja. Apa karena semalam gue minta jatah? Rizky melihat jam tangannya. Sebentar lagi waktunya pulang.

Tiba-tiba hpnya berdering.

"Assalaamu'alaikum" terdengar suara bunda di seberang sana.

"Wa'alaikumussalaam. Ada apa bun? Tumben sore-sore telpon."

"Bunda cuma mau ingatkan kamu kalau nanti kita makan malam bareng ya. Bunda juga sudah mengundang mertuamu. Kamu jangan sampai terlambat pulang."

"Tumben bun, ada acara apa sih?"

"Kita mau bikin surprise buat Ifa. Sejak kemarin kita pura-pura lupa ulang tahun dia."

"Emangnya kapan Ipah ulang tahun?" Tanya Rizky bingung. Matanya menatap kalender di atas mejanya. OMG....

"Jangan bilang kamu lupa kalau kemarin dia ultah. Ya ampun Ikiiiy.. kok tega sih kamu sama istri. Belum setahun kalian menikah, tapi kamu sudah lupa tanggal ultah istrimu."

"Hmm... Iky benar-benar lupa bun."

"Bunda nggak akan heran kalau tiba-tiba kamu dikembalikan ke bunda."

"Jangan didoain begitu dong, bun."

"Kami benar-benar keterlaluan Rizky Muhammad Khalid! Kamu bikin bunda marah. Bunda heran sama Ifa, kok segitu sabarnya menghadapi kamu. Padahal ini sudah kali kedua kamu bikin dia marah. Seharusnya kamu kemarin ajak dia diner atau at least kamu beliin hadiah."

Rizky diam saja mendengar omelan bunda Ulfa, karena apa yang bundanya bilang itu benar. Pantas saja sikapnya pagi ini dingin. Cincin... apakah cincin itu hadiah ultah dari temannya? Siapa? Cowok atau cewek? Hatinya makin resah memikirkan hal tersebut.

⭐⭐⭐

Pulang dari kantor Rizky mampir ke mall untuk membeli hadiah buat Ifa. Dipilihnya jam tangan sebagai hadiah. Semoga Ifa suka.

Saat tiba di rumah bunda, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Semoga gue nggak terlambat. Namun rumahnya terlihat sepi. Apakah acaranya sudah selesai?

"Assalaamu'alaikum. Ayah.. bunda... hmm pada kemana sih?"

Rizky melihat ke seberang, ke rumah mertuanya. Sepi. Gawat, apakah gue terlambat? Rizky pun pulang ke paviliun yang juga tampak sepi. Apakah aku salah lokasi. Tadi bunda memang tidak menyebutkan tempat makan malamnya. Rizky buru-buru melihat apakah ada pesan masuk ke ponselnya. Tidak ada. Gue harus siap-siap diomelin semua orang. Ah mendingan gue ganti baju dulu, habis itu gue telpon Ifa.

Saat Rizky masuk ke kamar dan menyalakan lampu..... "SURPRISE!!"

Ternyata semua orang ada di dalam kamar. Ada ayah, bunda, emak, babe, bang zayyan, anak-anak GCK dan tentunya istrinya tercinta yang memegang kue ulang tahun. Wait... istri tercinta? Hati Rizky berdesir memikirkan hal itu. Apakah gue jatuh cinta sama Ifa?

Ifa melangkah mendekatinya membawa kue tart dengan lilin yang sudah dinyalakan. "Happy birthday suamiku."

Dahi Rizky berkerut... ya ampuuuun ia baru ingat kalau tanggal ulang tahunnya dengan Ifa memang selisih satu hari saja. Ya tuhan, kenapa aku bisa lupa.

"Selamat ulang tahun anak bunda tersayang." Bunda Ulfa menghampiri dan memeluknya.

"Met ulang taon ya mantu kesayangan emak." Kini gantian mak Bella yang memeluknya

"Tiup dulu lilinnya Ky," ujar Ifa. "Nanti keburu habis nih lilinnya."

Setelah Rizky meniup lilin, Ifa menyerahkan kue tersebut kepada emak. Kemudian ia memeluk Rizky dan mencium bibirnya dengan lembut. Rizky terkejut. Badannya serasa tersengat listrik ratusan volt. Tak disangkanya Ifa akan lebih dulu menciumnya. Rizky pun membalas ciuman Ifa. Tangannya merengkuh pinggang Ifa hingga tubuh mereka menempel. Oh shit, kenapa junior gue berontak hanya karena ciuman ini.

"Woy sudah woy...." tiba-tiba terdengar suara melengking Cilla di kuping Rizky. "Cukup sudah pemandangan yang merusak kesucian mata gue. Hargailah perasaan jomblo macam gue ini."

Ifa tersadar dan mendorong tubuh Rizky berusaha melepaskan pelukan suaminya. Rizky memang melepaskan bibirnya dari bibir Ifa, namun tidak melepaskan pelukannya.

"Ky, lepasin. Malu dilihat orang," bisik Ifa.

"Kenapa harus malu. Elo kan istri gue. Dan gue berhak memeluk elo. Lagian kan elo yang mulai mencium gue. Jangan salahin gue kalau gue nanti bisa menuntut lebih." Rizky balas berbisik mesra di telinga Ifa, sehingga mampu membuat wajah Ifa memerah.

"Yuk kita ke rumah utama buat makan malam disana," ajak mak Bella.

"Kalian duluan saja. Nanti kita nyusul."

Sementara yang lainnya pergi ke rumah utama, Rizky masih menahan Ifa di paviliun. Rizky menyerahkan hadiah kepada Ifa yang Ifa terima dengan wajah senang.

"Pah, gue minta maaf. Gue sudah ngelupain ultah lo kemarin. Padahal hari ini elo bikin surprise buat gue." Rizky kembali menarik tubuh Ifa ke dalam pelukannya. Ditatapnya mata Ifa, kemudian bibirnya yang merah dan seksi. God... gue pengen lagi nyicipin bibir seksinya. Biar gue yakin ini bukan mimpi.

Perlahan Rizky menundukkan wajahnya untuk mencium Ifa. Saat tinggal beberapa centi bibirnya menyentuh bibir Ifa, tiba-tiba tangan Ifa menahan bibirnya yang sudah mulai monyong-monyong siap mencium. (Waduh gagal deh adegan mesranya).

"Lho, kenapa nggak boleh?" Desah Rizky kesal.

"Nggak enak sama yang lain. Mereka pasti sudah nungguin buat makan bareng." Elak Ifa sambil mencoba melepaskan pelukan Rizky

"Gue rasa mereka bakal ngerti kalaupun kita nggak muncul." Rizky tetap tidak melepaskan pelukannya. "Pah, boleh nggak di hari special ini gue minta elo ngebatalin perjanjian kita. At least tambahin privillege gue. Masa gue cuma boleh pegang tangan lo doang. Please..."

"Emang lo yakin bisa nahan diri kalau boleh peluk dan cium gue. Tadi cuma cium sebentar aja ada yang bangun," ledek Ifa.

"Kok elo tahu?" Wajah Rizky memerah karena malu ☺

"Berasa keleus." Ifa tertawa. "Nah gimana kalau boleh peluk dan cium setiap hari."

"Padahal dulu sebelum nikah gue punya imajinasi sendiri. Kalau malam tidur ada yang nemenin, ada yang dipeluk, ada yang..."

"Stop.. stop.. stop... Nggak usah ceritain imajinasi mesum lo ke gue."

"Apaan yang mesum? Emang lo tau kelanjutan omongan gue?" Rizky menatap Ifa dengan pandangan menggoda. "Nah otak lo tuh yang kotor."

"Sudah ah. Lepasin Ky. Gue lapar." Ifa berusaha melepaskan diri.

"Gue lepasin tapi cium lagi ya?" Pinta Rizky penuh harap. Tanpa banyak cakap Rizky mendekatkan wajahnya ke wajah Ifa. Sementara itu Ifa berusaha menahan debaran jantungnya yang sedari tadi sudah lompat-lompat nggak karuan. Ifa berusaha menjauhkan wajahnya, namun tangan Rizky semakin erat memeluknya, bahkan kini salah satu tangannya meraih tengkuk Ifa sehingga ia tak bisa lagi menghindari bibir Rizky yang mendarat manis di bibirnya.

Ifa hanya mampu terdiam mematung tak tahu harus bereaksi bagaimana. Apakah ia harus membalas ataukah diam saja? Ia mencoba mengingat novel-novel roman yang dibacanya. Karena Ifa diam saja, Rizky memperdalam ciumannya. Lidahnya mulai mengusap lembut bibir Ifa. Namun Ifa masih belum bereaksi.

Rizky menghentikan ciumannya. "Beb, kenapa diam aja? Apakah elo nggak suka gue cium?"

Bukannya menjawab, Ifa malah menundukkan wajahnya. Ia tak ingin Rizky melihat wajahnya yang memerah. Ia tak ingin Rizky tahu bahwa ia panas dingin dan malu karena ciuman itu. Ia terlalu gengsi untuk mengakui bahwa ia menyukai ciuman Rizky.

"Gue nggak tahu harus gimana? Gue juga nggak tahu bagaimana perasaan gue. Elo cowok pertama yang mencium gue."

"Serius? Elo kan sudah beberapa kali pacaran. Masa belum pernah dicium?" Tanya Rizky tak percaya. "Waktu sama Ruben, elo juga nggak dicium?"

"Dia emang minta, tapi gue nggak mau. Itu salah satu alasan gue putus sama dia."

Rizky tak percaya mendengar semua itu. Yang ia tahu Ifa memang pernah beberapa kali pacaran. Tapi ia tak menyangka di jaman modern dengan pergaulan anak muda yang cukup bebas, seorang Ifa belum pernah dicium. Jadi ciuman pertama Ifa adalah miliknya. Rizky tersenyum senang. Ada rasa yang berkembang di sudut hatinya.

"Elo tadi janji mau lepasin gue kalau sudah cium. Sekarang gue lapar banget. Yuk kita makan."

"Gimana permintaan gue yang tadi?"

"Lihat aja nanti." Ifa meninggalkan Rizky. "Banyak berdoa aja ye bang. Siapa tahu gue mendadak mendapat pangsit.. eh wangsit maksudnya. Btw makasih ya hadiahnya. Gue malah nggak beli apa-apa buat elo."

"Bisa cium elo sudah merupakan hadiah terindah buat gue, Pah." Teriak Rizky.

⭐⭐⭐

Apakah Ifa akan mau membatalkan perjanjiannya?

Hmm.. sudah mulai lebih open nih...

Kira-kira apakah Rizky bisa memperoleh haknya sebagai suami?


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C17
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ