"Sekarang pulanglah terlebih dahulu dan bersiaplah!" Perintah Alex kepada Ana.
" Tap- " ucap Ana terpotong lagi oleh Alex.
"Segeralah pulang! Atau aku akan memberimu pekerjaan lagi," ancam Alex dengan wajah datarnya itu.
"Baik tuan saya akan segera pulang," jawab Ana dengan cepat.
"Hem.. bagus pulanglah sekarang!" Perintah Alex lagi.
Ana yang mendengar perintah Alex segera mengambil tasnya yang ada di kursi meja kerjanya. Ia juga tidak lupa membungkukkan badannya terlebih dahulu sebelum ia keluar dari ruangan Presdir tersebut.
Alex melihat tingkah Ana yang terburu-buru itu. Ia hanya bisa tersenyum tipis. Alex yang sadar dengan tingkahnya. Segera ia kembali wajahnya yang seperti semula yaitu sangat datar dan dingin.
"Ada apa dengan dirimu Alex!" ucap Alex menyadarkan dirinya sambil memukul kepalanya sendiri agak pelan.
Lalu Alex melanjutkan pekerjaan yang sebentar lagi selesai. Setelah beberapa menit Alex sudah mengerjakan pekerjaannya. Ia membereskan meja kerjanya terlebih dahulu sebelum pulang kerumahnya.
Selepas itu Alex menekan interkom nya untuk memanggil asisten Damian. Yang sekarang berada di ruangan juga tengah bersiap pulang.
"Damian segera siapkan mobilnya aku tunggu! aku beri waktu 5 menit," ucap Alex dengan nada otoriternya.
"Baik tuan," balas asisten Damian sambil menekan interkom nya.
Segera asisten Damian menyiapkan mobil untuk tuannya itu pulang ke rumah. Sedangkan Alex sambil menunggu mobilnya siap. Ia melihat pemandangan kota Jakarta dari kaca besar ruangannya.
5 menit kemudian terdengar suara pintu yang diketuk dari luar.
"Tuan mobil anda sudah siap di bawah." ucap asisten Damian sambil masuk kedalam ruangan tersebut. Dan ia tidak lupa untuk membungkukkan badannya.
Lalu Alex membalik kan badannya dan segera ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya itu setelah mendengar ucapan asistennya.
Didepan pintu ruangannya Alex melihat sekertaris Dita yang membungkukkan badannya.
"Segeralah pulang!" ucap singkat Alex dengan datarnya kepada sekertaris Dita.
"Baik tuan, terima kasih." jawab sekertaris Dita.
Setelah turun di bawah, Alex melangkahkan kakinya menuju kearah mobil yang sudah siap di depan lobby.
"Silakan tuan," ucap asisten Damian sambil membukakan pintu mobil belakang untuk tuannya.
Masuklah Alex kedalam mobilnya. Dan asisten Damian segera menjalankan mobil tersebut menuju kearah rumah tuannya.
45 menit kemudian sampailah Alex di rumahnya. Lalu ia turun setelah pintu mobil dibukakan oleh asisten Damian.
Alex melihat didepan rumah sudah di sambut oleh Mama Rita sambil tersenyum dengan ceria.
"Sore ma. Alex pulang" salam Alex kepada mamanya.
"Sore sayang. Anak Mama yang tampan sudah pulang," sambut Mama Rita untuk Alex.
"Selamat sore nyonya" Salam asisten Damian kepada Mama Alex.
"Sore Damian, Kau sekarang tambah tampan saja yah," ucap Mama sambil tersenyum menggoda.
Damian hanya tersenyum saja sedangkan Alex memutar kedua matanya jengah dengan ucapan mamanya itu.
"Sekarang kau boleh pulang!" Perintah Alex kepada asistennya itu.
Damian yang mendengar perintah tuannya itu. Segera ia kembali kedalam mobil untuk pulang kerumahnya.
"Ayo sayang. Papa dan adikmu sudah menunggu di dalam," ucap Mama Rita sambil menuntun Alex masuk kedalam rumahnya.
Saat Alex sudah menginjakkan kakinya didalam rumah. Ia disambut pelukan hangat oleh seorang wanita kesayangannya setelah Mamanya. Siapakah dia? Dia adalah adik perempuannya yang bernama Arabella Beatrix Sander. Yang biasanya di panggil Ara.
"Kakak aku rindu padamu," ucap Ara sambil memeluk Alex.
**
"Kak Alex, aku rindu padamu," ucap Ara berlari sambil memeluk Alex.
"Kakak juga rindu padamu Ara," jawab Alex sambil membalas pelukan adiknya itu.
"Sudah dulu pelukannya. Biar kak Alex bersihin dulu tubuhnya. Setelah itu kita berkumpul di ruang tamu sebelum makan malam bersama," jelas Mama Rita sambil memisahkan pelukan Ara dari Alex.
"Nanti juga akan kedatang kekasih kakakmu Ara," lanjut Mama Rita sambil tersenyum dengan ceria.
Ara yang terkejut dengan penuturan mamanya. Segera ia melihat wajah kakaknya Alex.
"Apa benar kak? Kakak sudah punya kekasih," tanya Ara dengan wajah mengintimidasi.
Alex yang mendengar pertanyaan adiknya itu menjadi gugup dan bingung mau menjawab apa.
"Em.. i-iya di-a mau makan ma-lam bersama dengan kita. Mama yang ajak kok" jawab Alex gugup dengan di akhiri senyum terpaksa.
"Wah gak sabar aku pingin lihat kekasih kakak seperti apa?" ucap Ara penasaran sambil memegang dagunya.
"Sudah-sudah nanti lagi ngobrolnya biar kakakmu ini pergi ke kamarnya untuk bersihin badan," sela Mama Rita di ucapan Ara.
Ana cemberut mendengar perkataan Mama Rita.
"Iya-iya ma." jawab Ara dengan cemberut.
Alex menggelengkan kepala dan tertawa kecil melihat kelakuan adiknya itu.
"Oh iya ma. Dimana Papa? dari tadi kok gak kelihatan," tanya Alex padanya dengan alis terangkat satu.
"Papamu lagi istirahat dikamar katanya capek," jawab Mama Rita.
"Ya sudah kalau gitu Alex mau ke kamar, mau istirahat sejenak," pamit Alex kepada mamanya dan adiknya.
"Iya sayang sana istirahatlah sebentar. Pasti kamu lelah." ucap mama Rita sambil mengelus pundak anaknya yang kekar itu.
Sedangkan Ara hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Alex langsung melangkahkan kakinya ke anak tangga di rumahnya untuk menuju kearah kamar tidurnya.
Setelah sampai dikamar tidurnya Alex langsung merebahkan badannya yang lelah itu di atas ranjang.
"Huff... Hari yang sangat melelahkan," ucap Alex lirih sambil membuang napas lelahnya.
"Bagaimana aku menghadapi masalah nanti?" ucap Alex sendiri dengan bingung sambil mengacak rambutnya itu dengan kesal.
"Argh.. biarlah nanti kupikir lagi. Sekarang aku harus bersiap untuk menjemput si gadis cerewet itu," ucap Alex dengan kesal sambil berdiri dari rebahan tidurnya dan melangkah kakinya kearah kamar mandi.
20 menit kemudian Alex telah selesai dengan ritual mandinya. Ia segera bersiap memakai baju kemeja berwarna hitam dan celana panjang berwarna abu-abu.
Selepas itu Alex turun kebawah setelah selesai bersiap. Ia berjalan menuju kearah ruang keluarga untuk bertemu dengan Papanya.
"Hai Pa, selamat malam," sapa Alex kepada papanya.
Seorang pria menengok ke arah panggilan untuknya. Pria tersebut adalah Papa Alex yang bernama Eric Fairley Sander.
"Hai, son. Bagaimana kabar mu?" Balas papa Eric sambil bertanya kabar anaknya itu.
"Baik, Pa. Bagaimana kabar Papa selama di sana?" tanya Alex sambil berpelukan ala pria bersama Papanya itu.
"Sangat baik. Kau tau sendiri Mamamu mengurus papamu ini dengan baik," jawab papa Eric dengan tawa kecilnya itu.
"Hahaha..." tawa Alex bersama dengan Papanya.
"Oh.. iya, Mama dan Ara dimana Pa?" Tanya Alex kepada Papanya.
"Mamamu berada di dapur sedang memasak makan malam sedangkan adikmu berada di kamarnya," jawab Papa Eric.
"Katanya Mama, kau akan mengajak kekasihmu ke rumah untuk makan malam bersama, apa itu benar?" Lanjut papa Eric bertanya kepada Alex.
Alex yang mendengar pertanyaan papanya itu menjadi gugup. Sedangkan papa Alex yang melihat gelagat anaknya itu dengan wajah mengintimidasi.
"Alex, Papa tidak pernah mengajarimu untuk bermain seorang wanita. Ingat Alex! Kau keluar dari rahim seorang wanita yaitu Mamamu dan juga kau memiliki seorang adik perempuan yaitu Ara," ucap Papa Eric dengan nada serius.