ดาวน์โหลดแอป
20.58% Perjalanan Cinta KIRA / Chapter 21: Bukti

ตอน 21: Bukti

BUG

Ryan menutup bagasi mobilnya, lalu masuk ke dalam mobilnya, diikuti Asisten Andi dan Pak Man yang keduanya duduk dikursi depan..

Mereka semua Diam.

Ya, hanya diam. Mesin mobil menyala, suhu mobil dingin, tapi mobil tak bergerak. Mobil Diam di posisi yang sama. Lobby utama.

"Di tanya atau enggak ya, tujuannya mau kemana? Hmm.. Dilema.." Asisten Andi berpikir apa harus bertanya atau harus menunggu Tuannya memberi tahu tujuannya mau kemana, mengingat suasana hati Ryan yang masih belum bisa ditebak, Asisten Andi memilih diam di depan.

"Waduh, sayang bensin kalau mesin nyala begini, AC nyala ga jalan-jalan.. Horang kaya apa memang senangnya hambur uang ya?" Pak Man bergumam dengan pikirannya sendiri.

Bagaimana dengan Ryan?

Ryan hanya menunduk. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya. Dan posisi punggungnya yang menjorok ke depan, tidak menempel pada sandaran kursi.

"Aku baru ingin membuka diriku untuknya. Aku pikir, Dia memang gadis baik-baik. Tapi ternyata, apa yang telah dilakukannya dibelakangku? Berduaan dengan seorang laki-laki. Tanpa menghiraukan perasaanku. Kau... Sama saja dengan wanita lainnya! Hanya memanfaatkanku. Memanfaatkan kebaikanku! Menyesal Aku berbuat baik padamu! Mulai saat ini, jangan pernah bermimpi hidupmu akan tenang denganku! Kau harus membayar atas semua kejahatan yang ayahmu telah lakukan!" Ryan asyik dengan pikirannya sendiri. Dalam hatinya, Dia sangat kecewa dengan Kira, yang dipikirnya sangat tulus padanya, justru menikamnya dari belakang. Kira hanya mempermainkannya, sama dengan wanita lain.

Ryan mengangkat badannya dan bersandar di kursinya. Setelah lebih dari setengah jam asyik dengan pikirannya sendiri. Menumbuhkan bibit-bibit kebencian pada Kira.

"Man! Apa yang tadi dilakukannya di sana bersama lelaki itu?" Ryan menginterogasi Pak Man.

"Aku akan membalasmu lebih kejam dari apa yang Kau lakukan padaku! Lihat saja, Aku akan cari tahu apa saja yang Kau lakukan." Ryan mulai mencari kesalahan Kira untuk menentukan hukuman yang harus diberikannya pada Kira.

"Tidak ada, Tuan Muda. Nyonya hanya sibuk mengerjakan sesuatu dilaptop tadi. Sepertinya tugas kuliah. Nyonya tidak memandang laki-laki tadi sama sekali, tidak bersentuhan sama sekali, matanya hanya tertuju pada laptop dan kertas di meja." Pak Man memiringkan tubuhnya ke samping. Dia harus berbicara dengan Ryan menatap mata Ryan. Karena itu cara tiap bawahan Ryan bicara dengannya. Ryan ingin melihat mata mereka untuk memastikan mereka tidak berbohong.

"Laptop? Mengerjakan tugas? Kan Aku sudah belikan laptop, kenapa harus pinjam laptop lelaki itu?" Ryan bingung sendiri dengan pikirannya.

"Man, Apa tadi Dia menangis?" Tanya Ryan lagi.

"Tidak tahu, Tuan Muda. Saya menjaga jarak dari Nyonya Muda. Hanya kadang dia berhenti berjalan, lalu mengepal tangannya melanjutkan jalannya lagi, melihat-lihat toko yang di sampingnya, karena Nyonya berdiri dari luar. Itu dilakukan kalau Tuan Muda lagi masuk toko, terus mengikuti lagi kalau Tuan Muda keluar. Sampai akhirnya teman Nyonya Muda tadi memanggil, memberikan tugas kuliah atau catatan." Pak Man memberikan info detail.

"Apa yang dikatakan Man, semua itu benar? Atau mereka berdua telah bekerja sama? Aku harus cari tahu dari sumber lain kebenarannya. CCTV. Yah.. Tak ada yang bisa bohong kalau sudah keliahtan di CCTV!" Ryan tersenyum senang.

"Andi, Aku mau lihat CCTV kejadian tadi! Termasuk CCTV di ruang restoran tadi!"

"Baik Tuan Muda!" Asisten Andi segera keluar dan menuju ruang CCTV sambil menelepon seseorang.

"lagi-lagi Aku harus bekerja lembur mengurus ini.. Haissshhhh.. Tapi biarlah, untuk kali ini, Aku ikhlas. Aku akan berusaha mendekatkan Kira dengan Tuan Muda. Semoga benar apa yang di bilang Pak Man, supaya Aku ga harus buang waktu untuk edit videonya!" Asisten Andi terus melangkah ke dalam Mall yang sudah sepi.

Ryan masih duduk di dalam mobil tanpa melalukan apapun. Hanya diam. Pak Man pun dibuat kikuk tak mengerti harus berbuat apa sekarang.

Bagaimana dengan Kira

Di dalam bagasi mobil yang sumpek, dengan kaki Kira yang ditekuk, dan posisinya tiduran miring.

"Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir - Cukuplah ALLAH sebagai penolong kami, dan ALLAH adalah sebaik-baik pelindung" Hanya itu yang diucapkan Kira di dalam sana.

Kira sepenuhnya sadar dan menerima perlakuan suaminya. Dia telah berbuat salah dengan bedua-duaan bersama laki-laki lain. Dia telah membuat suaminya marah dengan perbuatan yang dilakukannya dengan sadar tidak menghargai suaminya. Kira menangisi kesalahannya. Dia tak berpikir apapun selain merasa salah.

"Ya Rob.. Maafkan Aku.. Apa yang tadi Aku perbuat telah membuat suamiku marah. Aku telah menyinggungnya dengan berdua-duaan dengan Agus. Aku mohon pada-Mu, ampuni Aku, maafkan suamiku, dan untuk Agus, Aku juga minta maaf.. Aku membuatnya terluka parah karena kebodohanku.." Kira sangat merasa bersalah. Dan Kira meneruskan dzikirnya.. Terus berharap akan ada pertolongan dan kesalahannya dapat dimaafkan.

Setengah jam Ryan menunggu dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Kini Dia sudah tersadar dari lamunannya.

"Man, telepon Andi! Dimana Dia? Kenapa lama sekali!" Ryan sudah ingin menerkam Asisten Andi karena telah membuatnya menunggu sangat lama. Setengah jam menunggu. Bagi Ryan sama seperti menunggu tiga jam. Ryan sangat tidak suka menunggu.

Belum sempat Pak Man memencet nomor Asisten Andi, seseorang telah berlari mendekati mobil. Ya, orang itu adalah Asisten Andi yang langsung mengetuk kaca jendela Ryan. Meminjamkan ponselnya untuk memberikan video yang sudah diunggah ke handphonenya.

Ryan menurunkan kaca jendela.

"Kenapa lama sekali? Apa Kau ingin membuatku tua lebih cepat karena menunggumu?" Ryan sudah melotot ke Asisten Andi.

"Saya tidak berani, Tuan Muda.." Asisten Andi menunduk.

"Tuan Muda. Segitu sudah sangat cepat! Beruntung tak perlu mengedit Videonya dulu. Yang dikatakan Pak Man tadi sudah sesuai semua. Aku harap Kau tidak lagi menyiksa Kira di dalam bagasi mobil." Asisten Andi berharap cemas dan sangat khawatir dengan Kira di dalam bagasi.

Ryan menyaksikan Video dengan sangat serius. Setiap gerakan Kira diperhatikannya. Dari mulai Tania datang memisahkan tangan Ryan dan Kira. Tania menariknya. Asisten Andi menyapa Kira dan.. "Aaaah.. Apa ini, Dia menyentuh punggung Andi?" Ryan mulai kesal.. Tapi Ryan masih fokus ke video. Kira mengikutinya, sesekali menengok ke Toko disampingnya, berjalan, jarinya memegang matanya, berhenti berjalan, menunduk, hingga seseorang menyapa Kira.. "Aaah, Apa yang Dia lakukan. Meminta dengan dua tangan seperti itu?" Ryan kembali menegang. Dan terus melihat video. Kira diberikan buku, lalu lelaki tadi masuk lagi Kira diberi kertas dan pena, lalu Kira menutup matanya dengan kedua tangannya, lelaki itu masuk lagi ke dalam, lalu membawa laptop dan menyerahkan ke Kira. Lalu Kira sibuk dengan laptop, lelaki itu melayani pelanggan dengan sesekali menatap Kira, tapi Kira hanya fokus dengan laptop. Lalu adegan yang tadi dilihat Ryan langsung dari jendela restoran dan Video selesai.


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C21
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ