Satu tahun kemudian, setelah tragedi dihari pertunangan si cantik...
Unaya keluar dari gate sembari menarik kopernya. Gadis cantik berambut blonde itu menaikkan kaca mata hitam yang bertengger dihidung mancungnya. Yeah, Unaya sudah kembali ke Jakarta setelah kurang lebih empat tahun lamanya menjalani pengobatan di negeri orang. Satu tahun lalu dihari pertunangannya, Unaya masih terlihat sedikit gembul dengan rambut sedagunya. Namun waktu agaknya merubah penampilan gadis itu. Unaya kini menjelma menjadi gadis Barbie dengan tubuh langsingnya, gadis itu sudah tidak polos lagi.
Dari atas sampai bawah sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Unaya yang dulunya memiliki selera fashion payah alias cupu, kini sudah pandai memadu padankan pakaian hingga semua pakaian yang melekat di tubuhnya terlihat keren.
Tidak heran jika Unaya mendapat sorotan dimana-mana dan berakhir menjadi selebgram ternama yang banjir endorse. Berkat rambut pirang dan kulit putihnya, Unaya terlihat mirip dengan tokoh Princess Disney yaitu Elsa Frozen alhasil gadis itu kini dikenal dengan nama Una Frozen.
Unaya pulang sendiri ke Jakarta, Papa dan Mama-nya sementara waktu ini tinggal di Korea karena baru saja membuka cabang perusahaan disana. Mas Guan tunangannya? Ahh... Unaya sebenarnya malas sekali membahas pemuda itu. Pokoknya Mas Guan masih mengurus surat menyurat yang berkaitan dengan kepindahannya sehingga Unaya pulang duluan ke Jakarta.
Oh iya omong-omong Unaya bakal menetap di Jakarta, gadis itu hendak meneruskan pendidikannya setelah beberapa tahun lalu lulus SMA dengan jalan kejar paket. Gadis itu senang sekali karena bisa kembali ke kota kelahirannya. Dan satu hal lagi yang paling penting, Unaya bisa kembali melihat sosok Jeka setiap hari. Ini rahasia, sampai detik ini pun Unaya masih menyimpan nama Jeka dihatinya. Pokoknya pemuda itu memiliki tempat tersendiri di ruang hatinya. Hanya Tuhan dan dirinya yang tahu soal hal ini, meski sudah punya tunangan namun bagi Unaya menyukai seseorang adalah hak setiap manusia. Asal tahu diri saja, gadis itu tidak bermaksud selingkuh kok.
Unaya tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya begitu melihat sosok Yeri, Jeni, dan Sonia yang ternyata sudah menunggunya. Gadis itu belari kecil kemudian menghambur kedalam pelukan Sonia. Jeni dan Yeri ikut memeluk Unaya hingga kini keempatnya terlihat seperti teletubies.
"Welcome back Kak Unaya! Yuhuuuu...". Teriak Jeni dan Yeri dengan hebohnya. Dua gadis itu menciumi pipi Unaya saking kangennya dan karena itulah Unaya dibuat terkikik geli.
"Aduh gemes banget sih adik-adikku ini. Kangen banget sama kalian...". Ujar Unaya sembari mencubit kecil pipi Yeri dan Jeni. Setelahnya gadis itu kembali mengalihkan tatapannya kearah Sonia.
"Kangen sama Mama juga pastinya. Miss you soo bad". Kata Unaya dengan manja sembari memeluk Sonia erat-erat.
"Mama juga kangen sekali sama kamu. Alhamdulilah Unaya sudah sembuh, Mama senang sekali". Sahut Sonia dengan suara serak karena menangis. Unaya mengurai pelukan mereka kemudian menatap Sonia dengan mata berkaca-kaca. Unaya tahu Sonia kepikiran sekali selama ia menjalani pengobatan di Singapura, gadis itu bisa sembuh juga pasti berkat doa yang Mama-nya panjatkan tiada henti.
"Mama jangan nangis dong, yang penting sekarang Unaya udah sembuh dan bisa kumpul lagi sama kalian". Unaya menghapus air mata Sonia kemudian mencium pipi wanita itu dengan sayang. Wanita terhebat dan tersayang yang Unaya miliki, gadis itu bersyukur memiliki dua bundadari dihidupnya; Sonia dan Irene.
"Kok jadi ballad gini sih suasananya? Gak suka akutu". Celetuk Yeri sembari menarik ingus.
"Ballad dikira lagu apa, kalau suasana itu haru Yeri bukan ballad. Kayaknya lo harus les bahasa Indonesia deh biar paham istilah-istilah dalam KBBI". Komentar Jeni terlihat jengkel alhasil dua bocah itu justru bertengkar hingga membuat Unaya dan Sonia terkekeh.
Mata Unaya berputar mencari sosok seseorang yang ia nantikan. Kok Jeka gak kelihatan? Apa pemuda itu tidak mau menyambut kedatangannya? Apa pemuda itu tidak kangen? Unaya terus memikirkan hal-hal itu, gadis itu mengharapkan kehadiran Jeka. Unaya tahu Jeka pasti kecewa karena keputusannya, pemuda itu juga meminta mereka untuk saling melupakan. Tapi maaf Jeka, Unaya tidak bisa. Otak Unaya masih saja terus memutar memori tentang-mu, semua tentang-mu Unaya masih ingat betul. Lalu bagaimana mungkin gadis
itu bisa melupakan dengan mudah?
"Nyari siapa?". Bisik Sonia yang menyadari tingkah aneh Unaya. Unaya langsung tergagap kemudian tersenyum canggung.
"Ah... gak kok Ma. Cuma ngerasa ada yang kurang aja". Sahut Unaya pendek sembari menghela nafas berat. Yang dinanti-nanti kok gak sudi muncul?
--Ex-Bangsat Boys--
"Yaelah Jeka buruan dong! Gue kan mau jadi yang pertama nyambut Unaya! Jangan kek siput dong Jek nyetirnya!". Teriak Ririn dengan suara toa-nya seperti beberapa tahun lalu. Jika waktu merubah penampilan Unaya, maka waktu ternyata tidak merubah pita suara Ririn. Suara wanita beranak satu itu tetaplah membahana bak kaleng rombeng.
"Cot, bacot! Masih mending gue tumpangin, gak gue suruh ngesot sampai bandara". Sahut Jeka dengan emosi. Ririn tidak tahu saja Jeka sengaja pelan-pelan nyetirnya karena belum siap menjemput luka untuk yang kedua kalinya. Kenapa sih Unaya harus pulang ke Jakarta? Kenapa gak tinggal aja di Singapura selamanya! Padahal progres move on Jeka sudah mencapai sembilan puluh sembilan koma sekian persen nih...
Sembilan puluh sembilan koma sekian persen belum move on maksudnya, wkwk. Kalau Unaya menetap di Jakarta gadis itu bakal tinggal satu atap dengannya, bahaya! Ini bahaya! Jeka sudah tumbuh menjadi pemuda gagah perkasa dengan hormon menggebu-gebu. Ini wajar namanya juga cowok, yang gak wajar itu kalau Jeka gak sange lihat cewek seksi macam ekhem... Unaya.
Kok Jeka bisa tahu Unaya sekarang seksi? Ya tahulah secara Jeka hobinya stalk akun mantan tapi cita-citanya move on. Jujur diawal Unaya viral karena mirip Elsa Frozen, pemuda itu kaget sekali melihat aurat Unaya kemana-mana. Maksudnya gadis itu sudah berani mengenakan baju yang kurang bahan seperti sedikit menunjukan lemak unyu alias tete.
Jeka sebagai pemuda matang tentu saja senang melihat hal-hal semacam itu, tidak munafik sering juga nonton bokep diam-diam. Tapi terkhusus Unaya ia hanya ingin menjadikannya konsumsi pribadi, intinya Jeka tidak suka gadis itu mengumbar aurat didepan umum. Hanya Jeka saja yang boleh lihat, bodo amat cuma mantan tapi ngatur.
Omong-omong soal Jeka, pemuda itu sudah tidak galau lagi. Tapi tidak bisa dipungkiri patah hati setahun yang lalu membawa berkah untuknya. Tak selamanya patah hati memiliki konotasi negatif, semua tergantung individu masing-masing hendak membawanya kearah mana. Hanya ada dua pilihan saat patah hati, pertama meratapi kesedihan terus menerus dan stuck ditempat. Yang kedua mencoba bangkit dan melampiaskan kegalauan itu pada kegiatan yang bermanfaat.
Dan Jeka memilih opsi kedua. Pemuda itu melewati fase patah hatinya dengan menyibukkan diri pada bisnis yang ia rintis. Tahun lalu mungkin Jeka hanya memiliki kedai Boba kecil didalam Mall. Tapi kini pemuda itu sudah memiliki tiga cabang Boba dibeberapa kota besar. Jeka berhasil mengembangkan bisnisnya hingga sesukses sekarang.
Tak hanya sukses dikarir saja, Jeka mantan leader geng berandal sekarang menjelma menjadi leader terhormat. Di kampus ia memiliki jabatan tinggi; Ketua BEM dan ketua UKM Taekwondo. Jika dulu disekolah ia dianggap sampah, maka sekarang ia dijuluki aset kampus. Jeka adalah salah satu mahasiswa kebanggaan Pak Rektor. Roda itu berputar, jangan suka menjudge seseorang hanya karena keadaannya saat ini. Kita tidak pernah tahu bagaimana kehidupan orang itu dimasa depan.
Soal visual tidak banyak yang berubah. Jeka masih tampan, alisnya juga masih menukik tajam bak tanjakan. Hanya saja bentuk tubuhnya sekarang semakin kekar dan berotot, rambutnya dibuat model mullet undercut.
Punya tatto dilengan dan punggungnya. Pokoknya Jeka semakin macho setelah ditinggal Unaya tunangan, aduh mungkin Unaya bakal nangis darah karena ninggalin cowok sesempurna Jeka. Eh, gak sempurna juga ding karena kentut Jeka bau seperti manusia pada umumnya :')
Perihal percintaan selama setahun ini, agak membingungkan. Pernah suatu hari ada seorang gadis yang menyatakan cinta padanya, seperti ini;
"Kak Jeka, aku suka sama Kakak. Mau gak jadi pacarku?". Kemudian dengan santuy-nya Jeka menjawab;
"Hem, terserah". Dan berakhir gadis itu pingsan karena tak menyangka bakal diterima oleh Jeka. Yang lebih parah adalah begitu menyadari ada seorang gadis dalam keadaan pingsan tepat disampingnya, reaksi Jeka bikin tepok jidat.
"Lah, kenapa nih cewek pingsan disamping gue?". Ternyata oh ternyata, jiwa Jeka kerap berkelana kemana-mana hingga kadang tak nyambung saat diajak ngobrol. Pada akhirnya Jeka pacaran dengan gadis itu, meski pacaran mereka pun tidak wajar. Jeka lebih suka menyibukkan diri dengan pekerjaannya hingga tak menemui sang kekasih selama duaratus hari, bahkan pemuda itu sempat lupa jika punya kekasih.
Ia baru ingat punya kekasih saat sang gadis datang dan meminta putus darinya. Ya begitulah secuil kisah tentang Jeka setelah ditinggal tunangan Unaya.
Kembali lagi pada Ririn yang masih mencak-mencak gara-gara cara menyetir Jeka yang menurutnya seperti siput. Jika Ririn sibuk mencak-mencak, maka Jun sibuk dengan bandana kelinci kerlap-kerlip yang akan ia pakai untuk menyambut Unaya nanti. Jun masih harus ekstra sabar demi mendapatkan hati Unaya, rencana pernikahannya dan Sonia pun terpaksa ditunda lantaran gadis itu belum memberi restu.
Jun kadang ingin punya waktu quality time dengan Unaya, ngobrol dari hati ke hati dan mempertanyakan alasan mengapa gadis itu tidak mau menerimanya. Namun bahkan sampai saat inipun Unaya masih bungkam, gadis itu tidak pernah mengatakan alasan ketidak setujuannya bahkan dengan Sonia sekalipun.
"Mamah salah timing deh, lihat tuh si Bos lagi pakai baju motif maung. Gak heran daritadi marah-marah mulu. Udah diem aja kenapa sih Mah, nanti juga sampai. Meski setahun kemudian". Kata Victor lirih diakhir kalimatnya.
Jeka pakai baju motif maung👇🏻
"Aduh tahu gitu tadi gue naik bajaj aja, cepet bahkan bisa nyalip sana-sini". Ririn masih saja cerewet hingga Jeka tambah emosi. Udah di dalam mobil empet-empetan, berisik pula.
"Sabar dong! Tinggal lurus dikit terus nyampe!". Jeka mulai menambah kecepatan mobilnya agar Ririn tidak cerewet lagi dan beberapa menit kemudian mereka sampai di bandara.
"Ayo! Ayo buruan, Yeri tadi ngabarin mereka udah mau balik". Kata Ririn mengkomandoi sembari menggendong baby Tiger. Jun sudah siap pakai bando kelinci kerlap-kerlipnya plus membawa poster besar bergambar Unaya. Meski ditatap aneh oleh orang-orang namun lelaki itu tidak peduli, apapun untuk Unaya akan ia lakukan. Untuk Unaya atau untuk Sonia nih om? Pftt...
"Bos, ayo Bos! Kok malah nyebat sih?". Omel Victor yang tak habis fikir dengan Jeka. Bukannya bergegas masuk ke bandara, pemuda itu justru bersandar di kap mobil sembari menyulut rokok.
"Kalian duluan aja. Gue habisin sebatang dulu, nanti gue susul". Sahut Jeka dengan santainya, pemuda itu menghisap rokoknya dalam kemudian menghembuskan asapnya diudara membentuk kepulan-kepulan kecil. Kepulan-kepulan asap itu semakin menipis, menipis, dan menipis kemudian ambyar. Seperti itulah hatinya saat melihat Unaya bersama lelaki lain wkwk.
"Gimana sih tuh orang, gaje banget". Omel Ririn.
"Udah biarin aja, mungkin dia lagi nyiapin hati karena mau menjemput luka hihi...". Bisik Jun pada Ririn dan Victor kemudian ketiganya terkikik.
"Ya udah kita duluan ya Jek. Doain gue". Ujar Jun pada Jeka yang dibalas acungan jempol oleh pemuda itu.
"Semangat Om Papa". Teriak Jeka saat Jun mulai menjauh. Jeka geleng-geleng kepala melihat Jun seniat itu agar bisa mendapatkan perhatian Unaya. Senyum geli diwajah pemuda itu perlahan pudar tergantikan dengan raut gelisah. Jeka mengusap wajahnya pelan, kok jadi gugup begini?
"Gue nyapa-nya gimana anjir! Hai Kak Unaya seneng deh lo balik lagi. Lah apaan sih jijik banget". Celoteh Jeka sambil bergidik ngeri. Kalau posisinya masih pacaran kan enak, bisa langsung peluk lanjut cium kening. Nah masalahnya sekarang ini posisinya Kakak-adik kan? Tiri sih, tapi tetap saja Jeka bingung hendak bersikap bagaimana didepan Unaya nanti.
--Ex-Bangsat Boys--
"Unaya!!!!". Teriak Ririn dengan nyaringnya membuat atensi Unaya, Sonia, Yeri, dan Jeni mengarah pada gadis itu. Unaya membulatkan matanya kemudian berlari kecil kearah Ririn, dan setelahnya kedua sahabat itu saling berpelukan erat.
"Ririn. Asli gue kangen banget sama lo". Bisik Unaya sembari menggoyangkan tubuh Ririn ke kanan dan ke kiri.
"Ya ampun apalagi gue Na. Hidup gue tanpa lo tuh bagai taman tak berbunga tahu gak". Ujar Ririn dengan lebaynya sukses membuat Unaya berdecak malas.
"Idih... udah punya anak sebiji masih alay aja sih lo Rin". Unaya melepaskan pelukannya kemudian beralih menatap Victor yang tengah menggendong Baby Tiger.
"Hai Bu Bos. Welcome back". Sapa Victor dengan senyum kotaknya.
"Hai Baby Tiger gemes banget sih". Victor langsung memasang raut datar. Yang nyapa dia, eh yang di waro Baby Tiger. Sabar ae lah.
Unaya mencubiti pipi Baby Tiger hingga bocah itu terkikik geli. Jun yang sedari tadi diacuhkan hanya bisa menghela nafas berat, Sonia tersenyum lembut kearah lelaki itu memberikan semangat untuknya.
"Selamat datang Unaya". Kata Jun dengan tulus. Senyum lebar Unaya langsung sirna seketika tergantikan dengan tatapan sinis, kentara sekali tidak suka melihat kehadiran Jun.
"Makasih". Sahut Unaya jutek. Semua saling berpandangan dan suasana mendadak canggung. Unaya masih terus mengacukan Jun hingga membuat yang lain iba.
"Ya ampun Om Papa cute banget sih jadi gemes!". Seru Jeni sembari mencubit pipi Jun diikuti Yeri, dua gadis itu mencoba mencairkan suasana canggung. Jun semakin besar kepala karena dipuji cute alhasil lelaki itu bertingkah sok imut sukses membuat yang melihat terbahak kecuali Unaya.
Beberapa menit mereka mengobrol, Jeka datang dengan gaya sok cuek. Tatapannya datar sekali, ekspresinya juga kaku. Pemuda itu mengabaikan Unaya yang menatapnya tanpa kedip. Begitu ia sampai didepannya, bukan kata sapaan atau pelukan yang Unaya dapatkan melainkan;
"Sini gue bawain koper lo". Jeka mengambil alih koper yang ada ditangan Unaya kemudian pergi berlalu sembari membawa koper itu. Unaya blank begitu juga dengan yang lain, apa-apaan sih sikap Jeka kok begitu banget? Begitulah batin mereka. Namun kalau boleh jujur, jantung Unaya berdetak anomali saat melihat wajah Jeka dari dekat. Harum tubuh dan nafas pemuda itu membuat Unaya nyaris gila. Ya ampun Jeka ditinggal setahun doang kenapa jadi hot begitu?
Jeka menarik sudut bibirnya keatas membentuk seringai kecil. Unaya terlihat sangat seksi dan Jeka suka itu.
"Welcome back Unaya. Lo masuk kandang serigala untuk yang kedua kalinya". Batin Jeka masih mempertahankan seringai diwajah tampannya. Jeka tetaplah Jeka yang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia mau. Leader mah bebas!
--Ex-Bangsat Boys--