Berada di dalam naungan dada kekar milik Spider ternyata sangat menentramkan. Bagi Luci itu seperti sebuah sarana untuk pulang dari hiruk pikuk dunia dan juga dari kesesakan hidup yang dia hadapi.
Matanya masih terpejam, terkadang menghirup dalam aroma parfum di tubuh Spider. Untuk sejenak Luci tidak ingin membuka matanya sehingga dia harus merelakan tempat nyaman itu.
Bayangan masa kecil berlalu lalang, dan kesemuanya adalah bayangan yang baik dalam bentuk kilasan memori yang membahagiaan. 'Entah ini memang karena keindahan alam yang ada di depanku, atau memang karena kenyamanan yang diberikan oleh Ider aku juga tidak tau,' batin Luci masih dengan mata terpejam.