"Tapi bagaimana mungkin? Kau dan Tuan Evan? Menginap bersama? What?" cerocos Teddy yang terdengar seperti gelagapan sendiri.
Luci mengibaskan tangannya di udara dan berkata, "Nanti saja kujelaskan secara lebih rinci. Aku harus membicarakan ini terlebih dahulu dengan Tuan Evan. Bye, Ted." Panggilan dimatikan tanpa perlu menunggu jawaban dari Teddy sama sekali.
Teddy linglung, merasa ditinggalkan.
Sementara Luci segera melesat untuk menghampiri Evan yang masih duduk di depan sebuah bukaan dengan lapangan golf di depannya. Matanya menyipit, tanpa mengenakan kacamata hitam sama sekali, sementara jus buah di dalam gelas yang diletakkan di atas meja, sudah habis setengahnya.
"Sayang," teriak Luci dari kejauhan. Gadis itu berbondong-bondong dan berlari secepat kilat.