"Hans? Kabar baik, Sayang? Aku ingin membicarakan beberapa hal denganmu," cerocos Luci tanpa henti hingga membuat kening Hans mengkerut drastic di ujung panggilan.
"Kenapa, Kak? Kakak terdengar sangat terburu-buru saat ini," tebak Hans.
"Memang," singkat Luci dengan napas memburu. Tidak banyak waktu yang dia miliki, itu yang selalu menganggu pikiran Luci. Apalagi dia harus menelepon Teddy terlebih dahulu untuk menjelaskan segalanya. Dengan Teddy juga Luci akan tau apakah memang keputusannya saat ini baik atau tidak.
Dari panggilan seberang Hans pun menganggukkan kepalanya. "Baiklah akan kudengar dengan baik-baik. Apa yang ingin Kakak bicarakan?"
"Ayo kita pindah, Hans," kata Luci tanpa tedeng aling-aling. "Ayo kita pindah ke kota lain karena kota ini tidak aman."