"Yeah, kau memang harus membantuku untuk mendapatkan gadis yang aku sukai. Jadi ingat akan janjimu. Kau tidak boleh ingkar sekalipun!" tunjuk Evan pada Luci yang diikuti oleh anggukan kepala gadis itu. Evan menyeringai mendapatkan kemenangan telak tanpa diduga-duga sebelumnya. 'Kau sudah jatuh di dalam perangkapku, Luci. Kau tidak akan pernah bisa kabur dariku,' bisik Evan di dalam hati.
"Sekarang aku mau kita melanjutkan latihan kita. Dan ingat aku bebas untuk menggigit bibirmu!" Evan tak bisa menyembunyikan senyum sumringahnya. 'Siapa sangka kalau takdir berpihak padaku?'
Luci menelan ludah dengan berat dan kesusahan. "Ba – baiklah! Tapi – tapi jangan gigit keras-keras. Bibirku nanti bisa perih seperti di dalam taxi tadi," desis Luci dengan suara lirih dan tidak berdaya. 'Pada akhirnya aku kalah lagi,' pikirnya dengan lemah.