"Ya – melakukan semua itu, padahal kontrak kita belum selesai. Apalagi kau mau berkencan. Aku jelas tidak akan mengizinkannya." Evan bersungut-sungut kembali. CEO itu kemudian meraih air minum yang berada di dalam kulkas dan menenggaknya buru-buru.
Matanya yang selalu bengis dan kelabu kini telah menjadi pudar dan rapuh. Evan takut kesepian lagi. Dia takut jika orang yang disayanginya pergi dan memilih cintanya yang baru lagi.
'Eh, aku tidak mencintainya, sama sekali,' sanggah Evan di dalam pikirannya sendiri. Namun semakin lama memikirkannya Evan semakin lunglai dan tak bertenaga. Pandangannya kosong kembali dan botol minuman yang berada di tangannya hampir tergelincir dan jatuh.
Semuanya serasa melenakan dan membuatnya tidak sadar akan perasaannya sendiri. Evan seperti tersesat dalam dunia yang asing dan tidak dikenalnya. Namun dunia itu menumbuhkan beribu gejolak dan desiran di dalam hatinya yang mulai bangkit.