"Diam, aku mau tidur sebentar saja," bisik Evan sembari menenggelamkan wajahnya di leher Luci. CEO itu menarik rapat tubuh Luci dan memeluknya erat-erat.
"Anda tidak bisa tidur di sini! Tuan Evan! Tuan!" Percuma saja Luci berteriak sampai tenggorokannya sakit karena saat ini Evan sudah mendengkur lirih dan tertidur.
Deru napas Evan menerpa leher Luci, dan gadis itu merasakan sensasi aneh yang membuatanya tidak nyaman. Apalagi sekarang Evan memeluk Luci seperti guling.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Tuan Evan! TUAN!" L uci memukul kepala Evan agar CEO itu bangun. Pukulan Luci bahkan sangat kuat dank eras. Jangan lupa bahwa lengan Luci juga berotot.
"Argh," erang Evan sembari memegangi kepalanya yang perih dan sakit karena pukulan Luci. CEO itu pun membuka mata.
"Apa sih masalahmu?" bentak Evan tidak terima.
"Tidurlah di tempat Anda sendiri!" teriak Luci.
"Itu urusanku mau tidur di mana. Cepat berikan tubuhmu!" Evan membuat gerakan untuk memeluk Luci seperti guling kembali.