"Aku mengusirnya."
Dua kata itu membuat tubuh Rayhan limbung dan jatuh di sofa di belakangnya. Ia baru saja pulang dari rumah sakit dimana putranya; Marco di rawat di sana. Setelah dokter memvonis bahwa putranya dalam keadaan koma dan kemungkinan sangat kecil untuk dapat sadar, ia merasakan kejatuhan mental untuk pertama kalinya.
Butuh waktu setengah tahun lamanya buat Marco dapat sadar dari koma. Dan kini, bocah malang itu mendapatkan perawatan insentif di rumah sakit berkat uluran tangan dari ayah Erick. Setiap biaya perawatan yang menyangkut Marco dibayar lunas oleh ayah Erick.
Rayhan mempunyai beban baru di pundaknya dikarenakan hutang budi pada kebaikan pria itu. Ia sangat senang dan merasa terbantu akan uluran tangan itu dan di saat bersamaan, ia pun merasa bersalah akibat ketidakbecusan sebagai seorang ayah.