Lucas pun memalingkan muka, menghindari tatapan Selena yang memergoki dirinya. Dia tidak tahu bagaimana tatapannya tadi tampak membara seakan ingin membakar gadis itu. Dia tidak tahu jika kenyataannya, hatinya yang membeku sudah mencair sedikit. Dan itu dikarenakan gadis yang tak sengaja memenuhi visinya dalam ketidaksengajaan pertemuan mereka yang sangat sering itu.
Kalau bukan takdir yang melakukannya, lalu siapa lagi?
"Selena, Bu."
"Selena?" gumam guru itu lirih, "Nama yang sangat cantik."
Guru Tiara kemudian mengambil termometer di dalam mulut Selena, dia melambaikan termometer itu di udara, lalu melihat angka yang muncul di sana, 38° celcius. Dan gadis itu masih bisa datang ke sekolah. Berdiri tegak dan masih dapat berbicara dengan normal.