Rendra agaknya semakin cemas, waktu sudah semakin mepet. Sementara Nathan tampak tenang-tenang saja.
"Lima… empat… tiga…," kata Nathan sambil mengikuti panitia menggitung mundur. "Du—"
Belum sempat dia melanjutkan hitungannya, Rangga berlari sekuat tenaga dan kembali masuk ke dalam lapangan. Dia kemudian memungut kembali seragam basketnya dan memakainya.
Rendra cukup tercengang, sementara Nathan tampak tersenyum penuh kemenangan. Dia tampak mengusap ujung hidungnya, sambil menyeringai pada Rendra.
"Seharusnya, mobil antic elo milik gue," kata Nathan kemudian. Dia menepuk bahu Rangga kemudian tersenyum simpul. Lalu, dia kembali duduk di kursi para pemain cadangan.
"Gue pikir lo bakal sakit hati. Baguslah kalau elo kembali," Rendra menepuk bahu Rangga, membuat Rangga ingin menangis dibuatnya.