Setelah duduk di dalam taksi, Erza akhirnya bisa menghela napas lega secara diam-diam. Sudah lama sejak dia berhenti berolahraga, tiba-tiba berlari sejauh ini tentu membuatnya benar-benar lelah. Saat ini, Erza tiba-tiba melihat seorang gadis di luar jendela dengan beberapa bajingan yang mengelilinginya.
Meskipun Erza ingin membereskan masalah ini, namun setelah memikirkannya, Erza memutuskan untuk membiarkannya saja karena hal seperti ini terjadi di seluruh negeri. Erza benar-benar tidak ingin menolong gadis mana pun lagi. Tapi tiba-tiba, kelopak mata Erza menangkap dengan jelas sosok gadis itu.
"Kenapa dia?" Wajah Erza sangat kusut. "Pak, berhenti." Akhirnya, Erza meminta pengemudi taksi untuk menghentikan mobilnya.
"Gadis kecil, dengan tubuh yang begitu indah ini apakah kamu dicampakkan oleh pacarmu hingga harus minum sendirian?" Preman itu menuju ke gadis itu dengan ekspresi menyeramkan di wajahnya. Dia menyapu tubuh Ralin, matanya penuh dengan kejahatan.