"Tebakan ku benar, kau pasti menggiring ku untuk bergumul di atas ranjang bersama."
"Oh ayolah, sayang... Dalam posisi seperti ini ku bisa sedikit rileks untuk menceritakan segala keluh kesah ku pada mu."
Ya, seperti yang di katakan, dua orang remaja pria itu nampak berbaring di ranjang empuk sebuah ruang privasi. Dalam posisi yang berhimpitan dengan berbaring lurus menghadap langit-langit yang bercat gelap. Lengan pria yang jauh lebih besar menjadi tumpuan dari tengkuk remaja pria lain yang tubuhnya jauh lebih kecil itu.
Nathan yang menjadi dalang atas kedekatan intim mereka. Pria yang menarik simpati dengan kata memelas itu pada awalnya memang berhasil menarik Devan untuk lebih mendekat.
Pria mungil yang memang selalu lamban untuk bereaksi, Devan yang menjelma menjadi patung untuk kesekian kalinya itu dengan tanggap di curi kesempatan oleh Nathan. Pria yang memeluknya sangat erat, tanpa sedikit pun jarak.