"Huaaa..." jerit Devan. Namun ia cukup tau kondisi untuk tidak membuatnya tampak aneh. Devan hanya membatin di dalam hati.
Mike membuatnya melayang-layang dengan sentuhan kedua lengannya di wajah panas Devan. Rambutnya yang basah ikut di sunggar untuk meneliti lebih jelas. Telapak besar itu menakup si wajah kecil dengan wajahnya yang di dekatkan. Netra mereka menembus satu garis, debaran Devan sudah berada di level tak wajar.
"Wajahmu sangat merah, tapi kurasa suhu tubuhmu normal-normal saja," ucap Mike menghembus napas di depan wajah Devan. Remaja itu tak tau lagi harus membalas apa, bahkan disaat seperti ini pun otaknya tak bisa merespon cepat, malah tiba-tiba hidungnya terasa sangat gatal. "Hachuuuu!"