"Makanya lain kali bilang dulu, daripada nanti ada orang melihat kita sedang lakukan kurang berpaedah. Pilih mana setiap orang datang ke sini atau tetap bersembunyi?" tanya Lusi sambil melihatku dengan serius. Wah ... kacau sekali anda telah melukai hatiku, padahal dalam benakku sudah siap! Heh ... malah dirimu yang kurang siap terima kenyataan. Bahwa nanti bakal punya anak dari rahimmu. Seharusnya, kan Lusi harus siap segala resiko.
Ini malah sama sekali belum siap! Apa salahnya mencoba sekali? mumpung belum berangkat ke kantor. Terkadang Lusi paling susah kalau mengajak sesuatu, semestinya sadar dong. Ibumu juga ingin segera punya cucu, termasuk Ibuku juga sama persis. Hah ... sudahlah dari pada nanti bertengkar lagi! Semakin ribet urusannya. Lalu, aku pun menyadari bahwa kamu satu-satunya perempuan sulit di bujuk. Apalagi urusan tak menentu, dalam pikirannya hanya memikirkan sendiri.