Sejak tadi Nabila terus memluk Juliet dengan cukup erat. Aroma tubuh, serta detak jantungnya telah ia rasakan. Tubuh mereka berdua basah oleh guyuran hujan. Hembusan angin membuat tubuh mereka menggigil. Sorot matanya terbuka lebar seketika, ketika ia merasakan sesuatu yang keras, pada bagian bawah. Seketika kepalanya pun berputar, raut wajahnya semakin merah. Demi pembuktian keseriusannya, terpaksa ia harus menahannya. Walau dirinya merasa terlecehkan.
Biasanya jika ada yang berani berbuat mesum padanya. Ia langsung menendang biji pelirnya hingga pecah. Kali ini ia terpaksa, memberi kesempatan kepada lelaki beruntung, merasakan kehangatan tubuhnya. Beberapa menit kemudian Juliet pun mulai meronta-ronta, lalu mendorong dirinya dengan cukup keras. Dengan polosnya, Nabila tetap memeluknya kecuali di perintahkan untuk melepasnya.