Menempati meja yang sudah di reservasikan, nampak terlalu berlebih saat nyatanya ruangan privasi menjadi tempat pertemuan. Bahkan dengan penanganan langsung, menu hidangan memenuhi meja makan, yang tak sangkanya bahan utama ayam yang menjadi kesukaannya?
Nathan bahkan meneguk ludah kasar saat aroma lezat tercium ke dalam hidungnya. Tangannya hampir saja lancang dengan mencuil sedikit bagian lezat yang terlihat menggiurkan itu, alih-alih menarik air putih yang menjadi pereda. Demi apa pun, ia tak mungkin menampilkan dirinya rakus. Alasan menu tepat favoritnya tak mungkin, yang di lakukannya saat ini malah melemparkan pandangannya untuk menelusuri setiap sudut ruang yang di hiasi bunga warna-warni yang nampak begitu segar sembari menunggu datangnya rekan kerja yang tak profesional.
Lengannya menopang dagu, sesekali mengetuk meja setelah jam tangannya menunjukkan jumlah menit semakin lama.