Namun yang ada malah makin membuatnya mual. Mulutnya seperti tersumpal dengan sulitnya gigi untuk mengunyah, akibatnya pun muatannya makin tertahan lama di dalam indera perasa. Makanannya tak bisa halus, hingga saat ia memaksa diri untuk menelan malah membuatnya hampir tersedak dengan pernapasannya yang turut terhambat.
Netranya bahkan sudah memerah, wajahnya berubah pucat pasi, hingga keringat dingin seketika langsung membasahi sekujurnya. Mencengkram buku tangannya di atas paha, hanya sedetik lagi, Nathan tak bisa menahan diri untuk membuang siksaan di dalam mulutnya itu.
"Huekk!"
Akhirnya terdengar bunyi mual. Namun bukan Nathan yang mengambil botol dan hendak mendorongnya dengan minuman, yang ada malah denting sendok garpu di lemparkan sekenanya mengikuti, Cherlin bangkit dari duduknya dan lekas berlari menuju kamar mandi.