"Ya, itu sih gimana baiknya aja, Yank. Kalau saran aku sih, selama kamu masih ada kesempatan buat kuliah, kamu kuliah aja. Coba ambil beasiswa."
Pradita menautkan alisnya, tidak setuju. "Aku tuh gak mungkin ambil beasiswa. Nilai mata pelajaran aku pas-pasan, Bar."
"Hmmm, aku biayain deh kuliahnya. Mau gak?"
Pradita melebarkan matanya terkejut. "Ih, gak mau ah! Bara, kamu mah bikin kaget aja. Jangan bayar-bayarin aku lagi ya. Aku gak mau kamu keluarin duit gede buat aku. Kalau cuman makan, jajan doang sih gak apa-apa, tapi kalau sampe bayarin kuliah mah aku gak mau.
"Biarin aja. Aku bisa cari jalan sendiri untuk bisa kuliah. Kalau Tuhan berkenan, aku pasti kuliah. Cuman ya kalau aku jadinya langsung kerja juga gak apa-apa. Aku udah gak maksa pengen kuliah, Bar."
Jantung Pradita berdetak cepat. Ia tidak menyangka jika Bara akan berkata seperti itu padanya. Ia tidak ingin Bara mengeluarkan uangnya untuk kehidupan Pradita.