Robert yang masih menahan serangan Sam langsung menatap matanya dan merapalkan mantra, tangan kiri Robert langsung mengeluarkan api berwarna merah dan Rosebert langsung menatap lawannya tajam, "kau.." Sam langsung mengambil kesempatan untuk menendang perut Robert dan ia terpental agak jauh. "Woy, ini kita harus gimana?" SinB hanya diam dan melihat kesekelilingnya dan Eunha langsung menggenggam tangannya.
"Aku percaya sama kamu" SinB langsung menatap Eunha dan mengangguk, "WOY!!" SinB langsung menunjukkan kotak tersebut kepada Sam, "BANG SAM! LO DENGER GAK SIH!??" Sam dan Robert langsung memberhentikan pertarungan mereka. Sam langsung menendang Robert namun bisa ditangkis oleh Robert lalu Robert langsung mempelintir kakinya dan Sam langsung mengerang kesakitan. "Sialan kau!" Robert langsung menendang Sam dan merapalkan mantra lalu melemparkan bola api dari tangannya.
"Kau..." Sam langsung menangkis serang bola api yang Robert berikan dengan awan hitam tersebut dan menatapnya tajam, "berikan kotak itu" SinB langsung memeluknya dan tersenyum. "LARI!" Sowon dan Wendy yang mengerti maksud SinB langsung mengajak Ryujin dan Yeji untuk berbaris di belakangnya, SinB yang melihat Sam murka hanya tersenyum mengejek dan "set, hap, hap!" SinB langsung mengoper kotak tersebut ke Wendy yang berada di tengah, Yeji dan Ryujin yang mengerti maksud mereka langsung menyebar ke area tersebut dan berlari.
Wendy langsung berlalri mundur dan Sam langsung memasukkan mantra jahat kepada warga yang pingsan lalu mata mereka menjadi berwarna merah dan di kelilingi oleh awan hitam, langsung berjalan menuju Wendy, Wendy langsung memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya perlahan, "Sowon" Wendy langsung menendang orang yang menghampirinya dan langsung melempar kotak tersebut ke Sowon.
Sowon menangkapnya dengan baik lalu Wendy merapalkan mantra yang ia ingat dan tangannya langsung mengeluarkan api, "what is that?" Wendy langsung melihat ke sekelilingnya lalu memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya kasar, "gue bantu" Wendy langsung melihat Jenny yang membawa fire extinguisher, Wendy langsung membakar baju mereka sedangkan Jennie langsung memadamkan apinya. Sam langsung menggeram karena, mereka lebih pintar darinya.
"Kau tidak bisa lari dari ku" Robert langsung melemparkan api, di depan Sam dan Sam langsung menghindarinya, "kau akan melawanku, yang mulia" Sam yang geram langsung meeapalkan mantra dan muncul tengkorak dari dalam tanah membuat seluruh pasang mata menatap kejadian tersebut dan SinB langsung menggeram. "MUNDUR WOY!" SinB langsung mengerutkan keningnya karena ia mendengar suara Author. Jennie, Ryujin dan Yeji langsung tersenyum saat melihat Author yang sedang membawa pedang.
"Kita harus pura-pura marah, lagian ini semua rencana kalian" Ryujin dan Jennie hanya mengangguk lalu mereka memasang wajah datar, "Pacar Author diamana?" Author langsung menyerang tengkorak yang menghalangi jalannya Sam langsung menatap Author dan Author langsung membalas tatapan Sam. "Aku mencium darah keturunan langsung" Author langsung menunjukkan pedangny dan menatap Sam tajam, "hey, dimana belahan jiwa mu? Apa dai meninggalkan mu lagi?" Author langsung menggeleng.
"Dia lagi bantuin Rakyat Inggris evakuasi" Robert langsung menghembuskan nafasnya lega lalu menatap tajam Sam, "Sam, dimana Elizabeth?" Sam langsung mengeluarkan pedangnya dan awan hitam tersebut langsung menyelimuti tubuh Sam membentuk baju zirah. "The Dark Knight" gumam Author, "buyut" Author langsung melempar pedangnya dan berlutut.
"Jika kau ingin mengambil jiwa ku, maka ambillah" Author langsung menatap Robert dan diam-diam ia memberikan kode, "kau... tunduk kepada ku" Robert diam-diam langsung merapalkan mantara dan juga ikut berlutut mengikuti Author. "SEKARANG YUT!" Author langsung menggoreskan tangannya menggunakan belati tersebut lalu merapakal kan beberapa mantra. "SinB kita harus lari" SinB langsung mengangguk lalu menangkap kotaknya SInB dan teman-temannya langsung memasuki mobil van yang mereka sewa.
London, United Kingdom 2020 AD
Pacar Author langsung merasakan getaran lalu melihat ke langit dan menghembuskan nafasnya kasar karena ia merasakan hal yang tidak enak, "heh! Lo melamun, ada apa?" Pacar Author langsung menatap Jessica dan menggeleng, "lo, di bilang ke Indonesia.. malah di sini. Ngerepotin tau gak!" Jessica langsung mendengus kesal dan menatap Pacar Author "yang penting Minju sama suami gue aman" Pacar Author langsung menyetop orang yang di depannya dan langsung menatap wajah orang itu.
Jessica yang tau langsung menyerang orang itu dan orang tersebut langsung menangkis serangannya, Pacar Author langsung membantu Jessica menyerang orang teersebut "lo siapa? Apa lo orang suruhannya Lim" Jessica langsung menahan Pacar Author dan menggeleng, orang tersebut langsung mengeluarkan awan hitam dan membuat seluruh orang yang ada di dalam kamp tersebut panik ketakutan. Pacar Author langsung menarik Jessica untuk menjauh dari orang teresebut dan mereka berdua berhasil masuk kedalam mobil jeep. "CEPET WOY!!" Pacar Author langsung menggeplak kepala Jessica karena ia kesal dengan perilaku Jessica.
"Anjir ini gimana Woy??" Pacar Author akhirnya menemukan kunci mobilnya dan ia langsung menyalakan mesinnya "CEPETAAAAAA... WOY NYETIR BISA PELAN GAK SIH?? KEPALA GUE SAKIT NIH" Pacar Author langsung menengok kebelakang dan dan mentancapkan gasnya. "Telpon Yeji" Jessica langsung mengambil hapenya dan langsung menelpon Yeji, Jessica langsung menatap kesekelilingnya, "gak di angkat" Pacar Author langsung menghembuskan nafasnya kasar lalu membelokkan mobil jeep tersebut ke sebuah gang.
"Kita mau ngapain?" Pacar Author langsung berhenti lalu menatap Jessica, "kak dengerin gue dulu dan..." Pacar Author langsung menghembuskan nafasnya kasar, "ini... semua gara-gara Lim, Author gak bsia prediksi kapan waktunya di mulai. Kita harus cari Lim, tanpa Author" Jessica langsung menatap Pacar Author dan mengangguk "apa lo punya bukti kuat atas kejadian internasional ini?" Pacar Author langsung mematikan mesinnya lalu mengangguk, "semua bukti ada di Jennie. Lo sama gue..." Pacar Author hanya bisa menahan tangisannya, "gue, lo, sama Jennie kita ke Amerika buat interogasi Yuri, terus.... kita harus ke Indonesia" Jessica langsung mengangguk.
"Terus dia?" Pacar Author langsung langsung menundukkan kepalanya "gue harap, lo tau apa yang gue maksud tadi, itupun... kalo dia selamat" Jessica langsung menghembuskan nafasnya kasar dan menepuk pundaknya, "gue yakin dia selamat. Sekarang..." omongan Jessica tershenti karena orang tersebut menemukan mereka. "Ada senjata, atau apa?? Dia gue yakin warga biasa" Jessica langsung mencari namun ia hanya menemukan sekotak First-Aid Kit.
Pacar Author langsung memejamkan matanya lalu menghembuskan nafasnya pelan, "ambil morfin, sama suntikan, pasti di dalem ada jarum kan?" Jessica langsung membuka kotak tersebut lalu mengangguk, "gue tau harus ngapain" Jessica langsung mengerutkan keningnya.
Yorkshire, United Kingdom 2020 AD
SinB langsung memasuki rumah Rudolph dan mengehmbuskan nafasnya kasar, "yang mulia tuan Anderson?" Author yang terluka cukup parah langsung mengangguk dan menatap Rudolph, "tolong bawakan..." Rudolph langsung menahan tubuh Author yang pingsan dan di bantu oleh Yeji. "Kalian urus Robert, sebagian lagi... berusaha mecahin kodenya" SinB langsung meletakkan kotak tersebut menatapnya. "Sayang? Kita harus gimana?" SinB langsung melihat Jennie, Eunha, Irene dan Jihyo "kalian... coba hubungin kak Jess atau kak Pacar Author, mungkin mereka berdua lagi bersama.
SinB langsung menatap Jennie, "kak Jen, pas sampe di sana tolong inget.. kita hanya bisa ngandelin kalian bertiga. Jadi gue mohon, ini demi Author juga" Jennie langsung mengangguk dan menepuk bahu SinB, "oke... gue usahain" SinB langsung mengangguk. "Kak Jess sama kak Pacar Author mau kesini" SinB langsung menghembuskan nafasnya lega. "Apa kalian ingin coklat hangat?" SinB langsung menatap Rudolph dan mengangguk "boleh" Rudolph langsung berjalan menuju dapur "dia 14 tahun?" SinB mengangguk, "Author bilang.. keluarga di bantai" Eunha hanya mengangguk.
.
.
.
.
.
.
London, United Kingdom 1802 AD
Wells langsung menatap time machinenya lalu menghembuskan nafasnya dan menatap Elizabeth dan Queen Guenivere bergantian, "jadi..." Wells yang mendengar pintunya di dobrak secara paksa lalu mendorong mereka berdua menuju kedalam mobil lalu Elizabeth menyalakan mesinnya, "cepatlah" Wells langsung merobek jasnya dan memasukkan tahun 2020 dan ia langsung mengacak lokasinya, "jika kau.." Wells langsung menutup pintunya kasar dan "ELIZABETHHH NOOO!!" Elizabeth langsung mendengus kesal lalu mentancapkan gasnya. Sedetik kemudian para penjaga kerasjaan langsung menatap Wells, "diamana Queen Elizabeth?" Wells langsung berpura-pura pingsan.
Bogotá, Colombia 2020 AD
Jisoo langsung mengerutkan keningnya karena ada yang mencoba masuk dari time machine-nya "tolong.." anak buah Ryujin langsung memberikan kaeypadnya dan menyalakan time machine tersebut dan keluarlah sebuah mobil bergaya tahun 1800-an lalu anak buah Ryujin langsung menodongkan senajatanya Elizabeth dan Queen Guenivere langsung menatap anak buah Ryujin bingung, "sekarang apa rencananya?" Elizabeth langsung membuka pintu mobilnya dan mengangkat tangannya.
"Espere!" Ryujin langsung datang menghampiri Elizabeth yang sedang mengangkat tangannya lalu memeluk Elizabeth, "selamat datang, buyut. Robert lagi berada di London" Elizabeth hanya diam dan menatap Ryujin "Apa maksudmu!? Dimana Robert?" Ryujin langsung membenarkan jaketnya lalu menghembuskan nafasnya kasar. Ryujin langsung menyuruh Elizabeth untuk mengikutinya, Queen Guenivere langsung di bantu oleh anak buah Ryujin dan mengikuti Ryujin dan Elizabeth.
Ryujin langsung menunjukkan Elizabeth dan Guenivere video call yang sedang berlangsung, "itukah...." Ryujin langsung mengangguk, "Robert, itu.. yang laagi merem namanya Author.. ,mereka sedang..." Ryujin langsung menghembuskan nafasnya dan menatap Elizabeth, "bertarung" Elizabeth langsung menghembuskan nafasnya lalu menatap Ryujin, "lalu dimana Sam? Yang aku dengar, dia..." Ryujin langsung menampilkan berita live "bagaimana dia bisa masuk ke dimensi ini?" Ryujin langsung menghembuskan nafasnya dan menatap Elizabeth/
"Lebih baik kalian istirahat dulu ntar di lanjut" Elizabeth langsung menggeleng, "bawa aku bertemu Robert, ana muda!" Queen Guenivere langsung menyentuh pundak Elizabeth dan menggeleng, "istirahatlah, baru kita bahas ini.. kita baru saja melintasi waktu" Elizabeth langsung menatap Ryujin, "dimana kamar mu?" Ryujin langsung menunjuk sebuah bunk bed dan mendapat tatapan bingung dari Elizabeth. "Apa kau miskin? Lalu dimana kau tidur? Apa kau tidak mempunyai ruangan?" Ryujin langsung menghembuskan nafasnya kasar.
"Dengerin gue dulu ya buyut, gue belom selesai ngomong" Ryujin langsung meminum air mineralnya. "sementara kalian tidur di situ, gue miskin? Hell mo! Gue kartel duit gue dimana-mana, tapi inget gue bukan renternir" Elizaneth mengerutkan keningnya, "tapi..." Queen Guenivere langsung menggeret Elizabeth ke break room yang berada di pojok ruangan, "gue ngawasin Robert tenang aja" Jisoo langsung masuk kedalam ruangan Ryujin "ada apa?" Jisoo langsung menodongkan pistol dan menatap Ryujin.
"Oh" Ryujin yang melihat mata merah Jisoo langsung menghembuskan nafasnya kasar, "dimana Anderson berada" Ryujin diam-diam langsung memencet tombol merah dan Ryujin langsung mengambil tranqulizer dan blow gun diam-diam. "dimana Anderson???" Ryujin langsung menghembuskan nafasnya kasar lalu menatap ke Jisoo dan tersenyum. "Author lo udah ke sini? Apa kabar" Jisoo langsung menengok kebelakang dan Ryujin langsung meniup blow gunnya yang sudah terisi tranqulizer.
Jisoo langsung merasakan lehernya seperti tertancap sesuatu dan ia manatap Ryujin marah, "kau..." tubuh Jisoo langsung melemah dan Ryujin langsung mengambil pistol dari tangan Jisoo,, "Ryujin, ada apa??" Ryujin langsung menatap Elizabeth "nothing, buyut tolong ambilin tali di laci, untuk jaga-jaga" Elizabeth langsung mengangguk lalu memberikannya ke Ryujin.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.