ดาวน์โหลดแอป
47.82% Stolen Voices / Chapter 11: Alasan Deven

บท 11: Alasan Deven

Anneth baru saja selesai gladi bersih dan langsung digiring ke ruang make up, kaget melihat chat dari Charisa kalau Deven bakalan dateng

Ngapain Deven kesini?, Anneth bingung sendiri ketika ia di make up, ia yakin Deven gak akan bisa masuk ke backstage kalau bukan orang yang berkepentingan

Anneth sudah akan berbicara dengan orang yang make up dia untuk mencari Rifan tapi ternyata Rifan baru saja masuk dari pintu

"Eh Neth, itu Deven ada diluar" kata Rifan "memang lo undang dia kesini?"

"Enggak sih kak" kata Anneth "tapi Anneth tahu kalau Deven mau dateng, Charisa baru aja chat"

"Dia bilang katanya ada perlu ngomong ama lo, penting gitu" kata Rifan lagi

"Ya suruh dia kesini aja kak, gak apa" kata Anneth

"Ya udah, bentar lagi gue keluar ajak Deven kesini" kata Rifan "gue masih perlu ngomong ama crew yang ada di panggung"

"Iya kak, makasih ya kak" kata Anneth

Hati Anneth berdebar-debar menunggu kedatangan Deven, ia sering sekali memejamkan mata dengan perasaan tidak sabar tapi Deven tidak kunjung datang sampai

Dari pantulan kaca Anneth melihat Deven berdiri di depan pintu, dengan jaket kulit warna hitam dan kemeja putih dan celana jeans warna biru muda dipadu dengan sneaker putih

Deven tampak luar biasa tampan sampai-sampai Anneth lupa caranya bernafas

Haruskah Anneth memanggilnya?, tapi Deven sudah memandang ke arahnya dan hanya berdiri disana, seakan ada seseorang yang membuatnya menjadi patung paling sempurna di jagad raya ini

"Deven" sapa Anneth akhirnya

Deven tersenyum kaku dan canggung sambil melambaikan tangannya

Anneth menoleh dan memberi kode ke arah Deven supaya berjalan ke sebelahnya.

Deven berjalan ke arah Anneth dengan ekspresi datar kemudian ada yang menawarkan tempat duduk dan Deven-pun duduk di sebelah Anneth

"Gue baru aja baca chat dari Ucha yang bilang kalau lo mau kesini" kata Anneth

Deven mengangguk dengan ekspresi wajah yang tidak bisa dibaca oleh Anneth

"Lo ngapain nyariin gue Dev?" tanya Anneth

"Gue mau ngomong masalah Andre, cowok yang kemarin itu... mantan lo" kata Deven

Deg, kenapa jadi bahas Andre???!!!

"Gue ama dia udah gak ada urusan Dev so please" kata Anneth

"Kenapa lo gak pernah lapor ke polisi kalau lo sampe ditampar ama dipukul ama itu cowok??" tanya Deven memotong pembicaraan Anneth

"L-lo tau dari mana?" tanya Anneth bingung karena setau Anneth kemarin dia gak cerita sama Ucha mengenai masalah Andre nampar dan mukul dia

"Gue tau dari Ucha dan itu sama sekali gak penting dibahas" kata Deven tegas "gue mau tau kenapa lo gak lapor polisi waktu lo ditampar ama dipukul sama Andre?"

"Gue gak mau bikin masalah Dev dan lagi urusannya udah selesai" kata Anneth

"Selesai lo bilang?, kejadian yang kemarin terus bikin muka gue jadi kayak gini lo bilang selesai??" tanya Deven sambil menunjuk wajahnya yang masih ada lukanya "kalau kemarin gue gak pegang tangan tuh cowok, lo bakalan ditampar lagi Neth... sadar gak sih lo kalau masalahnya belon selesai?"

Anneth diem aja

"Gue mau lo laporin tuh cowok ke polisi selesai dari sini" kata Deven

"Buat apa Dev?" tanya Anneth

"Buat apa?, ya buat keselamatan lo Neth" kata Deven "wajah cantik lo itu aset Neth kalau lo mau jadi penyanyi, gimana lo mau jadi penyanyi kalau wajah lo lebam-lebam??!!"

"Gue gak mau" kata Anneth keras kepala "pasti ntar media bilangnya gue nyari sensasi, settingan lah dan lain-lain, gak ah... gue gak mau di cap jadi penyanyi yang bikin banyak sensasi"

Deven tampak frustasi sambil menyisir rambutnya ke belakang menghadapi Anneth

"Duh gawatttt"

Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam ruang make up dengan wajah panik dan tampaknya Anneth kenal dengan orang itu

"Ada apa pak Iman??" tanya Anneth

"Ini bapak baru denger kabar dari managernya penyanyi Aurora kalau dia gak bisa dateng karena kecelakaan" kata pak Iman

"Loh terus gimana itu pak kalau Aurora'nya gak bisa datang?" kata Anneth

"Ya itu bapak bingung ini cari penggantinya" kata pak Iman tampak panik lalu ia melihat Deven

"kamu... kalau gak salah kamu Deven Christiandi Putra yang pernah juara di salah satu ajang kompetisi di tv swasta itu khan?"

Deven yang kaget ditanyai seperti itu mengangguk "i-iya pak" kata Deven

"Nah... kamu bisa bantuin bapak khan ngisi acara?, nanti bapak kasih deh uang buat kamu nyanyi hari ini"

Deven-pun berdiri dengan sangat cepat terlihat berusaha menghindar "maaf pak, bukannya saya mau menolak atau bagaimana tapi saya sudah gak menyanyi lagi pak dan saya juga gak bisa menyanyi"

"Loh kamu khan juara dulu, masa gak bisa menyanyi?" tanya pak Iman

Deven menggelengkan kepalanya dengan wajah pucat "saya sudah lama gak nyanyi pak jadi saya gak yakin saya bisa nyanyi, maaf pak" Deven menundukan kepalanya

Anneth yang melihat sikap Deven juga perubahan di wajah Deven itu merasa aneh, bagaimana Deven bisa tidak mengatakan ia tidak bisa menyanyi?, padahal dia punya suara yang bagus sekali tapi Anneth pun juga tidak berani menyuruh Deven menyanyi tapi pak Iman jadi kalang kabut

"Kalau kamu nyanyi lebih banyak gimana Anneth?" tanya pak Iman "nanti uangnya bapak tambahin deh"

"Saya sih gak masalah pak Iman kalau nyanyi lebih banyak tapi bapak mungkin bisa tanya sama kak Rifan, manager saya tentang ini" kata Anneth

"Ya udah kalau begitu" kata pak Iman "saya cari manager kamu dulu"

Dan pergilah pak Iman, keluar dari ruang make up kemudian Anneth menatap Deven

"Kenapa lo nolak Dev?" tanya Anneth bingung

"Gue gak bisa nyanyi Neth" kata Deven

"Lo jangan bilang gak bisa nyanyi Dev" kata Anneth "lo itu juara 2 di kompetisi nasional dan itu"

"Itu dulu Neth" kata Deven pucat "kita gak ngomong masa lalu disini"

Sebelum Anneth sempat bicara lagi pak Iman kembali masuk ke ruang make up dengan Rifan

"Managermu setuju Neth tapi orang yang main piano harus pergi karena dia ada kerjaan di lain tempat jadi sekarang kita gak ada yang main piano" kata pak Iman masih terlihat panik

"Deven bisa main piano" kata Rifan lalu ia menatap Deven "iya khan Dev?"

Deven-pun terlihat kaget, namanya kembali diseret-seret ke perbincangan ini, ia merasa tidak nyaman sama sekali

"I-iya" jawab Deven

"Kalau kamu nyanyi gak bisa, kamu bisa khan main piano?, nanti saya kasih deh berapapun yang kamu mau" kata pak Iman

"Tapi" kata Deven bimbang

"Udahlah Ven, terima aja" kata Anneth

"Baju saya gak cocok buat naik ke panggung" alasan bagus pikir Deven tersenyum dalam hati

"Lo gini aja udah cool banget sih Ven gak perlu harus ganti baju" kata Rifan nyengir sambil menepuk pundak Deven "toh nanti yang disorot khan Anneth bukan lo"

Tidak ada alasan lagi untuk menolak, Deven terpaksa mengangguk "ya udah deh, nanti saya bantuin buat main piano'nya"

"Terima kasih" kata pak Iman "terima kasih banyak ya Deven"

Kemudian pak Iman-pun berlalu kembali keluar dari ruang make up dengan terburu-buru

"Nah... lo tetep harus make up dikit-dikit Dev meskipun main piano doang" kata Rifan "habis Anneth ya" Rifan menatap penata rias Anneth

Penata rias Anneth mengangguk dan tersenyum, Deven menoleh ke arah Anneth waktu Rifan keluar dari ruang make up, Anneth tampak tersenyum cerah ke arah Deven sambil mengedipkan sebelah matanya, sudah lama... ia tidak melihat Anneth tersenyum seperti ini padanya, senyum lepas yang membuatnya luar biasa cantik, yang membuat Deven pernah jatuh cinta padanya

"Thank you ya Dev" kata Anneth

"Gue gak ngelakuin ini buat lo" kata Deven dingin "gue ngelakuin ini karena gue mau bantu itu orang"

"Ya itu juga thank you buat lo" kata Anneth "pak Iman itu orangnya baik, dia sering bikin acara kayak begini, siapa tau nanti di masa depan lo bisa dipanggil lagi ama dia"

"Semoga gak ada kayak gini lagi di masa depan" kata Deven sambil melipat kedua tangannya dan kembali duduk di sebelah Anneth.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C11
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ