ดาวน์โหลดแอป
16.79% Awakening Of The Fallen Soul / Chapter 22: kalut nya Carlo

บท 22: kalut nya Carlo

sinar dari bias cahaya matahari yang masuk melewati sela gorden kamar milik wanita berparas cantik itu menyentuh permukaan wajah si pemilik kamar.

Violet menggeliat tak nyaman dan merenggangkan badannya masih dalam keadaan setengah sadar, butuh beberapa waktu agar wanita itu menyadari bahwa ia sedang dalam keadaan tanpa pakaian serta tempat tidurnya yang begitu berantakan.

ia semakin panik ketika tak mendapati Kevyan ada di sebelahnya, namun juga berpikir dua kali untuk bertanya kepada pelayan, karena dirinya masih dalam keadaan polos, ia begitu malu bahkan hanya untuk mengingat apa yang baru saja ia lakukan selama bersama suaminya.

ketika hendak membersihkan diri, Violet meringis kesakitan saat akan berdiri, ia mengaduh perih pada bagian sensitif nya.

"apa semua perempuan mengalami hal ini setelah melakukannya?" gumam Violet heran.

sambil berusaha berjalan dengan tertatih-tatih, violet mengulas secarik senyuman hingga kedua sudut bibirnya terangkat sempurna, menciptakan lengkungan indah yang selama ini begitu didambakan oleh penikmat keindahan, senyuman bagai mawar putih itu sangat terlihat menawan layaknya angsa berbulu emas yang sudah menjadi cerita legendaris yang kini sangat dipercayai masyarakat bahwa violet lah wujud reinkarnasi dari angsa tersebut.

pagi dengan suasana hati yang menghangatkan jiwanya adalah atmosfer terbaik bagi Violet, entah apa dia terlalu berlebihan menafsirkan rasa bahagianya atau memang ia memang sudah hanyut dalam debaran menggila yang sedari tadi memekakan telinga serta relung paling dalam di dirinya.

sadar akan perlakuannya yang sudah membuang-buang waktu, sekali lagi Violet memaksakan langkahnya agar berjalan menuju bilik tempatnya bisa membersihkan tubuh. kemungkinan ia juga akan lebih terlambat karena pergerakannya yang terbatas akibat rasa nyeri yang ia kini rasakan.

tapi itu tidak menjadi poin yang memberatkan Violet, ia justru akan menahannya dan menjalaninya dengan hati yang begitu lega.

ya, sangat lega.

****

"kau tau apa maksudnya ini kan!" murka pria itu dengan suara menggelegar.

sedangkan pria paruh baya yang baru saja mendapat bentakan itu tetap berusaha memasang wajah tenang dengan kepala menunduk.

"bagaimana bisa! bagaimana bisa!"

"Pangeran, izinkan hamba untuk menjawab--"

"satu pertemuan, baru satu pertemuan yang kalian lakukan, dan apa hasilnya? kau mau merendahkan Ettheria di hadapan Theovelt!?"

"sungguh tidak benar hamba memiliki niat demikian, Pangeran. tetapi hamba sangat terpojok saat itu, tidak bisa sama sekali mengelak Yang Mulia Aldridge."

perdana menteri kerajaan Ettheria itu berujar dengan nada rendah penuh penyesalan, ia mengadukan percakapannya dengan Carlo walau ia telah diancam oleh Aldridge dan seharusnya tidak mengatakan percakapan kala itu kepada siapa saja. namun, perdana menteri itu sepertinya tidak mau mendengar dan menganggap gertakan Aldridge sebagai bualan.

"sudahlah, aku tidak ingin salah lagi dalam mengambil langkah, untuk seterusnya aku akan membebaskan mu dari tugas ini."

"baik, Pangeran," jawab perdana menteri, ia mendesah pasrah dalam hati karena ia juga tidak mau lagi bertatap wajah dengan Aldridge. setelah harga dirinya di injak dengan begitu mudah untuk statusnya sebagai perdana menteri, tentu saja ia merasa bahwa Aldridge adalah tipikal orang yang harus ia hindari.

sejujurnya, Carlo marah bukan karena tidak setuju atas keputusan Aldridge, tetapi Carlo merasa Aldridge seperti berusaha mendominasi kekuatan diantara mereka, sehingga untuk kedepannya pihak Ettheria lah yang akan menunduk, bukannya berjalan sejajar.

Carlo paham betul orang seperti Aldridge, tetapi ia juga tidak memiliki pengalaman menghadapinya secara langsung karena selama ini hanya sebatas mengamati, ia tidak ingin gegabah, kerena ia ingin Theovelt berada dalam pihaknya saat semasa pemerintahan nya nanti, tetapi bukan berarti Ettheria harus selalu menuruti setiap keinginan Raja dari kerajaan Theovelt itu.

masalah ini sederhana tetapi rumit jika disandingkan dengan kehormatan anggota keluarga kerajaan, sebagai Putra mahkota yang sebentar lagi menduduki takhta, ia harus dapat menguasai strategi dan membalikkan keadaan jika sedang berada di bagian tidak diuntungkan. menghadapi Aldridge sekiranya dapat ia lakukan secara perlahan, karena singa kerajaan Theovelt itu harus di perlakukan dengan hati-hati sampai pada akhirnya akan menjadi jinak dengan sendiri.

tetapi sebelum mengambil langkah itu, Carlo harus memutar otak kembali, sebab ia harus menemui kakaknya, Violet, untuk membicarakan perihal permintaan Aldridge mengenai lukisan yang diminta.

Carlo kalut, ia sangat sungkan dan tidak ingin rasanya. ego dan harga diri saling bersahutan seolah mendorong Carlo melakukan apa yang tidak ingin ia lakukan, hingga ia tidak dapat mengelak kecuali menyalahkan takdir.

takdir dan nasib buruk yang menggiringnya menuju jalan hidup penuh sulit tak berkesudahan.

****

tbc


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C22
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ