Gerakan tangan pria itu memang buruk—bahkan cenderung kasar saat menekan-nekan betisnya. Tapi Ginnan berani bertaruh kalau Renji benar-benar serius dengan apa yang dia lakukan.
Renji bahkan tidak bertanya apapun waktu menyingkap bathrobe bagian pahanya agar menjangkau lutut bagian dalamnya lebih leluasa. Ginnan pun jadi sering melirik ke arah jam daripada fokus kepada kondisinya sendiri. Lima menit! Lima menit yang jadi terasa sangat lama. Dia protes, mendesis, merintih, melenguh, mengaduh—semuanya saja keluar dari bibirnya dan semua itu tidak ditanggapi Renji sampai pijatannya berhenti sendiri.
Ginnan pun memandang kedua mata itu dengan segenap perasaannya yang menyesak di dada. Dia diam ... Hanya karena terlalu tidak menyangka memang ada seseorang yang menyukainya sampai begitu di kehidupannya selama ini.
"Sudah..."
"..."
"Masih sakit atau tidak?"
"..."
"Baiklah kupijat lagi saja—"
DEG
UWAAAAKH... Apa kalian tidak penasaran dengan kelanjutan nasib Renji di bawah?
ಡ ͜ ʖ ಡ
Argh.... tanganku sendiri gelesotan ngetiknya (≧▽≦)