Amsterdam, Belanda
Jam istirahat kerja, pukul 10 pagi, Veer masih disibukkan dengan berbagai dokumen di meja. Matanya lelah, wajahnya kuyu, dan dia menguap sekali saat Fei Long datang dengan meletakkan sepaket makan siang depannya.
"Makan, setelah ini kita bicara 15 menit," kata Fei Long tegas.
Veer justru berkedip-kedip dan memandang wajah Fei Long yang terlihat tak ingin dibantah.
"Aku belum menyelesaikan ini," kata Veer.
"Aku tidak mau tahu."
"Kau akan bertanggung jawab kalau gajiku dipotong?"
Fei Long justru menatapnya lebih tajam. "Tentu saja. Tinggal kau bilang berapa yang dipotong," katanya seolah itu bukan apa-apa. "Bagaimana pun tetap aku juga yang bertanggung jawab atasmu kalau kita sudah menikah."
DEG
"Hei, Fei Long?"
Fei Long justru berbalik badan begitu saja. "Aku tunggu di tempat biasanya."
1. Fei Long berasal dari China. Dan Veer tipikal yang cerdas. Dia bisa 4 Bahasa (Jepang karena pernah tinggal di sana, Belanda karena sekarang tinggal di sana, Inggris karena bahasa internasional, dan Mandarin karena memiliki banyak teman dari sana, termasuk Yu Ai)
2. Karakter Veer meningkat di bab ini. Dia bukan lagi tipikal lelaki lembut seperti dulu. Rasa sakit membuatnya menjadi berubah jadi lebih garang, meskipun posisi role-nya dalam hubungan percintaan tetap 'bottom'
Sampai jumpa,
Author