"Oh, iya. Kita mau kemana?" tanya Ginnan. Lelaki itu mendongak kepada Renji. Tatapannya begitu cerah seperti kerlap-kerlip lampu hias di tepi jalan. Menyenangkan. Dan jika boleh jujur... memilikinya bisa Renji sebut dengan keberuntungan. "Hmm? Apa di sekitar sini ada tempat-tempat legend? Dan hei! Bagaiamana soal buku tour guide yang kuminta!" kata-katanya bahkan lebih menyenangkan di telinga daripada kicauan burung yang bebas di langit sana. "Kau tidak lupa soal itu kan?"
"Aku lupa," kata Renji begitu saja. Dan bola mata Ginnan langsung melebar mendengarnya. "Apa aku dimaafkan?"
"Hah? Yang benar saja..." kata Ginnan. "Kau sangat-sangat menyebalkan. Tapi mungkin masih ada kesempatan kalau kau belikan sekarang. Bagaimana? Ayo-ayo... Carikan bukunya untukku, Tuan Tampannya Ginnan!"
Ditarik-tarik seperti oleh anak kecil, Renji justru menohok lelaki itu seketika.
Cinta pertama adalah saat kau jatuh cinta kepada seseorang seolah-olah baru pertama kali merasakannya