Beberapa menit kemudian Dira agak terengah dan Abim melepaskan pagutan bibirnya. "Engghh..aaarrghhhh mas.." desah Nadira bermaksud memanggil.
"Hm?"
"J-jangan pa-kai ja-ri.." ucap Dira terbata. Padahal jemari Abim hanya mengelus saja di bawah saja.
Diminta seperti itu Abim berhenti. Kemudian menarik pinggang Nadira agar perut istrinya menempel pada perutnya. Mereka masih dalam posisi berdiri di samping ranjang. "You are mine, Dira." Ucap Abim kemudian mengangkat tubuh Nadira untuk dibaringkan ke tengah ranjang.
Dira yang dibaringkan ke tengah ranjang itu langsung mengisi pernapasannya dengan menarik banyak oksigen sebelum Abim kembali menyerang bibirnya. Kedua tangan Nadira kali ini hanya bisa ia kalungkan pada leher Abim. Memberi isyarat bahwa dirinya pasrah pada apapun yang Abim lakukan. Namun sesekali Dira juga meremas rambut dan tengkuk Abim untuk semakin memperdalam ciuman mereka.
Ctak!