Happy Reading.
-
Aku diam memperhatikan wajah Steven yang ada didepanku. Air mataku tidak mau keluar dari tadi, padahal rasanya miris karena aku dijadikan sebagai umpan oleh keluarga ku sendiri. Menyedihkan bukan!
Jika kufikir Steven akan mengurungku dalam gudang gelap maka semuanya salah. Steven membawaku kedalam sebuah kamar mewah yang lebih mirip seperti kamar tuan putri. Kamar yang kutempati saat ini justru lebih mewah dari kamarku.
"Try to remember me" aku melengos mendengar suara Steven. Dari nadanya sepertinya dia memohon dan aku tidak peduli. Bagaimana bisa dia menganggap aku Stella, padahal jarak usia kami berbeda jauh. Stella dengan Bagas berjarak 7 tahun apalagi denganku. Hampir 10 tahun lebih.
"You Crazy!" Desisku emosi. Aku tidak peduli jika dia akan marah karena ucapanku. Aku benar-benar emosi, belum lagi kebenaran dengan Bagas yang mengorbankan aku. Padahal setiap hari dia bilang Mencintaiku. Bullshit!