ดาวน์โหลดแอป
48.27% Caffe Latte With Jae / Chapter 14: Everyone Know our Mistake

บท 14: Everyone Know our Mistake

Aku sudah terbaring di UGD, dengan tangan kiri ku sudah di infuse, ku lihat Dandi sedang mengobrol serius di ujung sana dengan Dokter yang tadi menangani ku. Aku bisa melihat Dandi mendengarkan dengan seksama dan mukanya terlihat marah, aku tidak tahu apakah itu muka marah atau serius, yang Jelas sepertinya aku tidak akan bisa mengajak nya bercanda kali ini.

Aku terbangun dan kulihat Dandi sedang menelpon sesorang, aku ketiduran berapa lama tadi yahh, hmmm tapi sepertinya aku tidur karena pengaruh obat.

"ndii"

"kakk gue pengen nanya, jawab jujur" nada suara Dandi menaik

Aku jadi sedikit takut karena mukanya terlihat sangat marah, apakah dia akan memarahaiku karena ternyata aku memiliki penyakit kronis? Tapi tidak mungkin aku memiliki penyakit kronis.

"ke... kenapa?" tanyaku ragu

"siapa cowok brengsek itu?" ku lihat dia mengepalkan tangan di ujung ranjang ku

"hahh? Maksudnya?" aku masih bingung dengan pertanyaan nya

"gausah pura-pura gatau!! Siapa cowok sialan itu?" kali ini dia terlihat sangat marah

Tok tokk tokk

Lalu ku lihat Brian masuk ke ruangan ku, apa ini? kenapa Brian disini. Apa tadi Dandi yang menelpon nya? Brian duduk di samping ku, tapi dia diam tidak seperti biasanya

"mungpung ada bang Brian, kasih tau gue siapa cowo anjing itu?" sekarang Dandi benar-benar marah

"apasih maksud lo dari tadi marah-marah??" suaraku mulai naik

"ini anak siapa??" dia menunjukan kertas-kertas yang dari tadi ia pegang

"hahh??" kali ini kau benar-benar bingung, ku lihat Brian yang berada di samping ku

"iya ca, lo hamil 2 minggu" Brian mengatkan nya sambil menunduk

"hamil??"" aku benaran panic??

Apa katanya tadi?? Aku hamil?? Kenapa? Kenapa bisa? Aku benaran kaget sejadi jadinya, lalu sesuatu terlintas di otak ku, tapi ga mungkin karena kejadian itu kan?? Ga mungkin bangett

"lo pernah pergi sama cowo lain ca selain gue?" Brian bertanya dengan sangat sabar, dia tahu aku sedang tidak baik-baik aja karena kabar ini

"briii.. apasihh brii" aku menggelengkan kepalaku, aku mulai menangis membaca surat keterangan dari dokter yang mengatakan bahwa aku hamil sudah 2 minggu

"brii.. kasih tau gue kalo ini ga mungkin.."

"Bri kasih tau gue kalo ini mimpii"

"brii gamungkin kan gara-gara kejadian pas ituu??" aku mencengkram tangan Brian

"kejadian itu maksudnya ca?" kali ini nada Brian kaget

Mampus aku ke ceplosan, lalu aku menggeleng enggan memberi tahu Brian

"kejadian apaa??" Dandi benar-benar sudah marah

"kak caa gausah nangis, kasih tau gue siapa anjing yang uda ngerusak lo?"

Aku benar-benar menagis tersedu-sedu, aku tidak bisa menghindar lagi kali ini, aku benar-benar akan berakhir disini. Kulihat muka Brian yang ikutan kusut

"caaa siapa orang nya? Kasih tau kita?" kali ini Brian sepertinya akan marah juga

"pas di jogja gue hang over Bri" aku tangisku pecah

"terus?" Brian mengintimidasiku

"sama Jae"

***

Aku melihat Jae diambang pintu dengan muka kebingungan, tadi Brian menelfon Jae untuk segera datang, Brian belum memberi tahu apa-apa tetang ini. Belum sempurna ia masuk keruangan ku

Buughhhhh

"anjing lo apain kakak gua?" kali ini Dandi menarik kerah baju nya

"jawab!!!" kali ini dia memukul tepat di sudut bibir Jae

"ndi uda ndi udaa" Brian mencoba merelai, amun gagal karena Dandi memukul Jae lagi

"berani-berani lo sama kakak gue hahh??"

"tanggung jawab anjing!!" Dandi semakin emosi, aku bisa lihat muka Jae sekarang sudh kacau habis, namun dia hanya diam aja seakan-akan menerima hukuman nya.

"stoopp!!" aku teriak, aku tidak tahan kalau melihat hal seperti ini, Dandi bukan tipe orang yang kasar. Tapi melihat kejadian ini aku jadi kasihan, kasihna ke Jae dan juga Dandi

"biar dia tanggu jawab kak!!" suara Dandi kali ini sangat membuat ku ketakutan

"stop ndi, dia bahkan gatau kalo gue hamil" mataku mulai panas, aku tahu aku pasti akan nangis

"gue juga bahkan gatau kalo gue hamil" kali ini benar, air mataku sudah jatuh

Ku lihat Brian dan Dandi saling beratatapan, Dandi melepaskan tangan nya dari kerah baju Jae, dia menjambak kasar rambutnya

"uda ndi mending lo keluar dulu" kata Brian, aku tahu Brian takut Dandi akan seemosi tadi.

Kemudian Dandi keluar dengan membanti pintu sangat keras. Brian duduk disampingku, dia menepuk pelan pundak ku

"jadi Jae belum tau hal ini?" tanyanya pelan dan aku hanya mengangguk

Kulihat Jae masih di ujung sana, dia masih di depan pintu, kurasa dia juga sangat kaget. Sudut bibir nya berdarah, yaampun ndi aku gak tau kalau pukulan mu kali ini lebih kuat dari ego ku. mata kami bertemu, aku menatap Jae yang sangat kacau saat ini, dan dia melihat ku dengan sejuta pertanyaan, kemudian dia melangkah kearah ku dan Brian. Dia menarik kursi untuk duduk di samping Brian

"jadi Je tolong jujur apa benar ini anak lo?" kali ini bisa ku pastikan Brian berkata sangat bijaksana

"gu.. gue gaktau Bri" dia menundukan kepalanya, aku sedikit emosi dengan jawaban nya

"yauda ini anak setan!" aku membaringkan tubuh ku membelakangi mereka berdua

"caa bukan gituu, gue cuma belum bisa mikir" suara Jae terdengan parau

"jadi kapan kalian pacaran?" tanya Brian

"gue gak pacaran!" jawabku ketus, aku masih membelakangi mereka

"kok bisa hal ini terjadi?" tanya Brian

"pas itu di Jogja" kali ini Jae yang jawab pertanyaan Brian

"pas lo nginep di tempat sodara lo Bri, gue sama Ica drunk"

"dan gue sama dia benar-benar ga sadar, tau-tau gue uda bangun di samping dia" kali ini suara Jae sangat pelan. Aku benar-benar takut apa reaksi Brian setelah Jae menceritakan ini

"jadi benar ini anak lo"

Hahhh?? Brian bertanya dengan halus? Aku kira dia akan mengomeliku habis-habisan atau menonjok Jae seperti yang dilakukan Dandi tadi, aku memutar bandan ku menghadap mereka, aku ingin melihat reaksi Jae

Jae menjambak rambut nya, dia belum memberikan jawaban apapun

"kalo dari gue, ini anak lo Je karena gue berani sumpah yang nyentuh Ica cuma lo doang pas itu, dia selalu bareng gue jd gue selalu ngejaga dia"

"dan gue mau dengar pengakuan dari mulut lu Je, yes or no ini adalah anak lo?" kali ini pertanyaan Brian ia tegaskan

"i-iyaa Bri, sorry" Jae menunduk

"okay clear" kemudian Brian bangkit dari kursinya keluar, wait kenapa Brian meninggalkan kami.

Dari ujung pintu Brian melihat kami

"sekarang lo berdua harus ngomongin hal apa yang akan kalian berdua lakukan, ini uda hak kalian membuat keputusan berdua, bukan sepihak. Je gue percaya lo bisa nentuin mana yang baik dan yang engga buat kalian berdua" Brian menutup pintunya.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C14
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ