“Bisa kita bicara?” tanya Ranu.
“Ranu, lo ngapain?” tanya Ralin lesu, ingin sekali menelungkup di atas meja dan mendapatkan ketenangan sebentar saja sebelum pelajaran Kimia nanti dimulai. “Nanti lo jadi bahan gosip lagi gara-gara gue.”
“Hebat juga lo.” Ranu berdecak, membuat Ralin mengerutkan bibir, tak menangkap maksudnya.
“Dalam hal apa?” tanya Ralin.
“Berjalan dengan kepala tegak kemana-mana, meskipun satu sekolah menghujat lo. Serius. Lo lebih hebat dibanding Fani yang habis dimaki-maki gara-gara dia membully lo di toilet dulu.” Ranu membungkuk, merentangkan kedua lengannya di meja dan sandaran kursi Ralin, memerangkap gadis itu. Senyum miringnya tercetak di bibirnya, membuat Ralin mendelik padanya. “Apa rahasianya?”
“Percaya bahwa gue nggak salah sama sekali. Bahwa gosip apapun yang beredar tentang gue dan Yuga adalah bohong. Dan memang begitu.” Ralin menelengkan kepala, balas tersenyum padanya, membuat Ranu mengerjap.