"Asuka!"
Ryouichi pun terbangun dengan berlinang air mata. Hal yang pertama dia sadari adalah dirinya berada di sebuah ruangan yang asing baginya, seperti ruangan di barak tentara.
"Oh, kau telah bangun rupanya nak" ucap seorang prajurit.
Sesosok prajurit itu memakai seragam yang tidak asing dan membawa senjata pedang yang digantungkan di pinggangnya.
"Dimana aku ?" ucap Ryouichi.
"Tenanglah nak, sekarang kamu berada di Markas Tingkat Provinsi [The Saviour]. Kamu aman sekarang" ucap prajurit itu.
"Adikku, dimana dia sekarang ?" tanya Ryouichi dengan suara yang agak serak.
"Tentang adikmu itu, aku turut berduka cita" ucap prajurit itu.
"Asuka, jadi kamu sudah benar-benar…." gumam Ryouichi dengan ekspresi sedih.
"Nak, Kolonel menyuruhku untuk mengantarkan mu ke ruangannya ketika kamu sudah bangun, ayo kita kesana" ucap prajurit itu.
"Ah, baiklah" ucap Ryouichi.
Ryouichi pun melangkah keluar meninggalkan ruangan itu ditemani oleh prajurit tadi
"Nak, nama ku adalah Saito. Lebih tepatnya kapten Saito, senang berkenalan dengan anak tangguh sepertimu" ucap kapten Saito.
"Namaku adalah Ryouichi, senang berkenalan denganmu juga kapten Saito" ucap Ryouichi .
"Ah, Ryouichi. Sebelumnya meski aku sudah mengatakannya, aku turut berduka atas desa dan kematian adikmu itu. Aku tau ini berat bagimu, tapi sebaiknya kamu jangan larut dalam kesedihan terus menerus" ucap kapten Saito.
Terima kasih banyak, aku sangat menghargai itu kapten" ucap Ryouichi.
Ryouichi dan Kapten Saito akhirnya sampai di depan ruangan Kolonel. Kapten Saito pun langsung mengetuk pintu tersebut.
"Kolonel, anak itu sudah saya bawa " ucap kapten Saito.
"Baik, silahkan masuk"
Ryouichi dan Kapten Saito pun langsung masuk keruangan Kolonel.
"Ah, apa kabar nak. Bagaimana keadaan mu? Luka yang kau terima cukup parah dan kau tertidur selama seminggu penuh" ucap Kolonel itu.
"Lukaku sudah berangsur sembuh, terima kasih karena Kolonel sudah membawaku kesini" ucap Ryouichi.
"Namaku adalah Kolonel Ryota, aku adalah pemimpin tertinggi di markas [The Saviour] tingkat provinsi ini" ucap Kolonel Ryota.
"Nama saya Ryouichi, maaf jika aku sebelumnya tidak sopan kepada anda Kolonel"
"Hahahaha, tidak perlu seformal itu kepadaku, lagipula kau kan tidak bergabung di militer" ucap Kolonel Ryota.
Ryouichi pun dipersilahkan duduk oleh Kolonel dan Kapten Saito izin pamit karena ada pelatihan untuk prajurit tingkat awal.
"Nak, apakah gadis kecil yang kau lindungi itu sangat berharga bagimu?" ucap Kolonel Ryota.
"Dia adalah adik perempuanku yang sangat berharga, dia adalah alasan mengapa aku masih hidup sampai saat ini" ucap Ryouichi.
"Apakah kau mau melihat adikmu?" ucap Kolonel Ryota.
"Ya ! aku sangat ingin bertemu dirinya untuk terakhir kalinya" seru Ryouichi.
"Kalau begitu ikuti aku" ucap Kolonel Ryota.
Ryouichi pun mengikuti Kolonel Ryota ke pemakaman di belakang markas. Disitu Ryouichi melihat batu nisan yang bertuliskan nama adiknya Asuka. Dia pun berlutut dan menangis di depan batu nisan adiknya.
"Asuka, maaf kakak lemah. Kakak tidak bisa melindungi dirimu, bahkan kakak hampir mati saat itu" ucap Ryouichi dengan ekspresi sedih.
Kolonel Ryota hanya melihat Ryouichi dan mulai membakar rokok untuk dia hisap.
"Ryouichi, setelah ini apa yang mau kamu lakukan? Tidak mungkin kau berpikir untuk mengakhiri hidupmu kan ?" tanya Kolonel Ryota sembari menghisap rokoknya.
"Jangan bercanda Kolonel. Jika aku memutuskan untuk bunuh diri, lalu untuk apa adikku mengorbankan nyawa nya demi melindungiku ? " ucap Ryouichi.
Kolonel Ryota perlahan mulai menghisap rokoknya yang mulai tersisa setengah batang.
"Fiuhhhh, lalu apa kau berniat untuk balas dendam kepada demon dan monster yang telah merenggut segalanya dalam hidupmu ?" tanya Kolonel Ryota.
"Tubuhku lemah dan aku tidak mempunyai keterampilan apapun untuk membalaskan dendamku. Jika aku langsung balas dendam sekarang, bukankah itu sama saja aku bunuh diri" ucap Ryouichi.
Kolonel Ryota pun berjalan mendekati Ryouichi dan menyentuh pundaknya.
"Lalu, bagaimana jika ada kesempatan bagimu untuk menjadi lebih kuat dan memiliki kekuatan untuk membunuh demon dan monster?" tanya Kolonel Ryota.
"Aku pasti akan memanfaatkan kesempatan emas itu dengan sebaik mungkin Kolonel, akan ku habisi seluruh demon dan monster di muka bumi ini. Dan aku akan membinasakan siapapun yang menghalangi jalanku, bahkan jika itu Tuhan sekalipun." ucap Ryouichi dengan ekspresi serius.
"Haha, semangat yang bagus Ryouichi. Kalau begitu bagaimana jika kau masuk ke militer dan menjadi seorang [The Saviour ], dengan kekuasaanku aku akan membantumu masuk ke militer dengan catatan kau harus menjadi lebih kuat dariku ?" ucap Kolonel Ryota.
"Aku terima penawaran itu Kolonel, tidak masalah bagiku jika aku harus menjadi lebih kuat darimu, bahkan jika aku harus menjadi lebih kuat dari Tuhan pun aku terima" ucap Ryouichi.
Ryouichi pun menyetujui penawaran dari Kolonel Ryota dan melangkah pergi dari pemakaman .
"Apakah anak itu akan baik-baik saja Kolonel ? Harus menjadi lebih kuat darimu ? Jangan bercanda Kolonel, kau itu adalah salah satu dari 4 Guardian. Hanya petinggi atas yang bisa menyamai kekuatanmu" tanya Kapten Saito yang sebenarnya bersembunyi di balik pepohonan.
"Tentu saja, anak itu memiliki potensi besar untuk menjadi lebih kuat dari diriku. Bukan, bahkan bisa jadi dia akan menjadi petinggi atas jika dilatih dengan benar" ucap Kolonel Ryota.
Ryouichi memiliki tekad dan kemauan yang luar biasa untuk menjadi lebih kuat. Dia berharap dirinya dapat melindungi orang lain agar hal serupa tidak menimpa orang lain. Ryouichi pun merasakan lelah yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, mungkin karena dirinya baru pulih dan sudah merasakan tekanan emosional. Akhirnya ia pun tertidur dibaraknya.
Pagi pun datang dan Ryouichi terbangun dari tidurnya dan segera bersiap menuju ruangan Kolonel Ryota.
"Kolonel, ini saya Ryouichi" ucap Ryouichi sembari mengetuk pintu ruangan itu.
"Ah, silahkan masuk Ryouichi " ucap Kolonel Ryota.
Ryouichi pun masuk kedalam ruangan itu dan berdiri dihadapan Kolonel Ryota yang sedang duduk di meja kerjanya.
"Aku ingin membicarakan tentang masalah kemarin, perihal masuk kedalam militer." ucap Ryouichi.
"Oh, sebenarnya aku sudah mendaftarkanmu di Akademi Militer dan sepertinya kelas nya akan dimulai sekitar 10 menit lagi" ucap Kolonel Ryota.
"Hah, Apa ?! Kenapa kau baru memberitahuku tentang hal ini, Kolonel ?!" seru Ryouichi.
"Yah, sepertinya aku lupa memberitahumu kemarin." ucap Kolonel Ryota sembari tertawa kecil dan memegang kepalanya.
"Jangan bertingkah seperti itu ketika kau yang salah Kolonel !" seru Ryouichi.
"Yah... kau lebih baik pergi sekarang, karena kudengar instruktur kelas itu galak seperti anjing buas." ucap Kolonel Ryota.
"Ahh... aku pergi." ucap Ryouichi yang langsung berlari dan meninggalkan ruangan Kolonel Ryota.
Ryouichi pun menyadari bahwa dia kehabisan waktu dan segera berlari ke arah akademi militer .
"Jadi mari kita lihat bagaimana perkembangan dirimu Ryouichi, karena waktuku hidup didunia ini sudah hampir habis" ucap Kolonel Ryota sembari menghisap rokoknya.
Ryouichi yang telah berlari pun telah sampai di depan ruangan kelas akademi dan langsung masuk ke ruangan itu.
"Maaf, aku terlambat" seru Ryouichi yang terlihat terengah-engah karena sehabis berlari.
Seketika ruangan menjadi hening dan semua mata tertuju pada Ryouichi.
"Berani-berani nya kamu terlambat di hari pertama akademi dan yang paling utama beraninya kamu terlambat dikelas yang aku ajar" teriak seorang instruktur di depan kelas dengan memegang sebuah tongkat kayu.
Ryouichi yang semula panik, berubah menjadi patung dan melihat instruktur itu dengan tatapan kagum. Instruktur itu adalah seorang perempuan yang terlihat masih muda mungkin sekitar umur 20an tahun, parasnya yang cantik dan tubuhnya yang menarik untuk kalangan pria dibalut oleh seragam militer. Ryouichi sampai terdiam melihat kecantikan dari instruktur tersebut dan mulai membayangkan hal-hal aneh ,hingga dia pun tersadar ketika sebuah tongkat kayu memukul kepalanya
~BLETAK
"Aduh, sakit!" ucap Ryouichi.
"Apa yang kamu lamunkan? Sebagai hukuman datang terlambat, kamu nanti lari dilapangan sebanyak 100 kali putaran" ucap instruktur itu.
"Waduh,bisa lepas kakiku" gumam Ryouichi dalam hatinya
"Sekarang kamu duduk dikursi yang kosong" ucap instruktur itu.
Ryouichi pun melangkahkan kakinya dan menuju kursi kosong yang terletak dibelakang,dan duduk memperhatikan instruktur menjelaskan"
"Bro… bro…"
"Ah…. iya ada apa?"sahut Ryouichi.
"Aku kagum padamu" kata seorang pemuda yang memiliki wajah tampan dan terlihat bersahabat kepada Ryouichi.
"Eh…. kenapa? Apa maksudmu?" tanya Ryouichi penasaran.
"Hehehehe… Dari semua murid disini tidak ada yang berani mencari masalah dengan instruktur itu karena sudah tau sifatnya, tapi kau malah menatapnya dengan tatapan cabul seperti itu" ucap pemuda itu.
"Yah, bukan salahku menatapnya seperti itu, hanya saja dia punya tubuh yang bagus dan cantik. Tentu saja sebagai pria normal aku akan tertarik dengan instruktur itu" ucap Ryouichi.
"Dua orang di belakang sana! Kalau kalian tidak mau tergantung di tiang bendera diluar, cepat diam dan perhatikan apa yang aku jelaskan!" seru instruktur itu.
"Ma-maaf instruktur" sahut ryouichi dan pemuda tersebut.
"Dasar para pemula, baiklah saya ulangi perkenalan saya. Nama saya Megumi, dan pangkat saya adalah Mayor. Tapi kalian bisa memanggil saya instruktur ketika berada dikelas" ucap Instruktur Megumi.
"Baik instruktur" sahut seluruh kelas.
"Baiklah saya akan menjelaskan tentang hirarki pangkat di militer [The Saviour], jadi pangkat nya terbagi menjadi tiga kelas yaitu : Prajurit awal, Petinggi pertama, Petinggi Menengah dan yang paling tertinggi adalah Petinggi Atas. Dan di setiap kelas ada pangkat tersendiri yang dimulai dari prajurit awal yang terdiri dari private, kopral dan juga sersan. Di tingkatan Petinggi pertama terdiri dari letnan satu, letnan dua, dan kapten. Lalu di Petinggi menengah terdiri Mayor, Letnal Kolonel dan Kolonel. Terakhir pada tingkatan Petinggi Atas terdiri dari brigadir jendral, Mayor jendral, Letnan Jendral dan Jendral. Di setiap Provinsi dipimpin oleh satu Kolonel yang berada di tingkatan petinggi menengah. Lalu untuk petinggi atas, mereka hanya berada di Central. Bisa dibilang mereka adalah ujung tombak untuk melawan demon tingkat tinggi. Sampai disini, apakah kalian paham?" ucap Instruktur Megumi panjang lebar.
"Paham instruktur" sahut seluruh kelas
"Baiklah, disini kalian memulai dari pangkat private, batas maksimal pangkat yang akan kalian terima ketika lulus akademi adalah petinggi pertama. Dan jika kalian ingin naik pangkat kalian harus membuktikannya dengan prestasi, contohnya dengan membunuh demon tingkat tinggi dan juga kalian harus bisa mengendalikan senjata roh. Baiklah ada pertanyaan terkait materi ini?" ucap Instruktur Megumi.
"Instruktur, apakah kami sebagai prajurit awal juga akan menerima senjata roh?" tanya seorang dalam kelas itu.
"Benar, kalian akan menaklukan senjata roh tingkat [Heaven] rendah dan ujian yang sesungguhnya akan dimulai dari sini. Kalian akan memiliki waktu pelatihan untuk menaklukan senjata roh kalian" ucap Instruktur Megumi.
"Oh... baik, mengerti instruktur"
"Baiklah... Jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi maka kelas saya bubarkan, sekian" ucap Instruktur Megumi.
Ryouichi yang sadar kelas sudah berakhir, berusaha menyelinap dari instruktur .
"Kau pikir kau mau kemana?"
Tiba-tiba saja instruktur Megumi sudah berada di depan muka Ryouichi.
"Ah... tidak, itu aku... ya benar aku hanya mencoba untuk menguji kemampuan instruktur, apakah instruktur bisa menyadari aku pergi atau tidak" ucap Ryouichi sembari tertawa kecil.
"Menguji pantatmu, jangan lupa kau masih ada hukuman yang harus kau jalani" ucap Instruktur Megumi.
Ryouichi yang tertangkap basah pun diseret oleh instruktur Megumi dan keduanya bertemu dengan Kolonel Ryota dan Kapten Saito di koridor.
"Oh? Apa kabar, Mayor Megumi? Apa semua baik-baik saja?" tanya Kolonel Ryota.
"Ah, Kolonel Ryota. Saya baik-baik saja, kolonel sendiri apa kabar? Apakah anda sudah makan atau belum? Saya bisa membuatkan anda makanan jika anda lapar" ucap Mayor Megumi dengan nada halus dan penuh perhatian.
"Ugh... Apa perlu sampai bertingkah menjijikkan seperti itu hanya untuk mencari perhatian kolonel?" sahut Ryouichi.
"Sebaiknya kau tutup mulutmu sebelum aku benar-benar melemparmu dari lantai ini. Apa kau tidak bisa melihat aku senang?" ucap Mayor Megumi dengan ekspresi kesal.
"Sudah… Sudah… Tidak perlu bertengkar seperti itu. Oh ya Mayor Megumi, mengapa anda menyeret bocah ingusan itu?" ucap Kolonel Ryota.
"Siapa yang bocah ingusan, dasar Kolonel cabul" sahut Ryouichi.
"Anak ini tadi datang terlambat datang ke kelasku dan akan menerima hukuman dariku" sahut Mayor Megumi.
"Ah… Tentang hal itu, itu kesalahanku. Aku lupa memberitahunya ada kelas pagi tadi, oleh karena itu dia terlambat. Mohon maafkan dia, Mayor Megumi." ucap Kolonel Ryota sembari mengedipkan mata ke arah Mayor Megumi.
"Cih, kedipkan saja matamu itu Kolonel. Semoga serangga masuk kedalam matamu" ucap Ryouichi.
"Ah, kalau Kolonel memaksa maka saya maafkan dia kali ini. Tapi Kolonel harus berjanji makan malam dengan saya" ucap Mayor Megumi.
"Tidak masalah Mayor Megumi" ucap Kolonel Ryota.
"Kali ini kau aman bocah ingusan, pergi sana. Oh ya, Kolonel sampai jumpa lagi"ucap Mayor Megumi lalu melangkah pergi.
"Ayo kita pergi sekarang Ryouichi" ucap Kolonel Ryota.
"Eh kita pergi kemana?" tanya Ryouichi penasaran.
"Tentu saja kita akan pergi untuk mengambil senjata roh untukmu" ucap Kolonel Ryota.
"Oh.. Oke… Eh.. HEEEEEHH... secepat ini ?!" seru Ryouichi.
"Tentu saja, kau berencana untuk menjadi lebih kuat secepat mungkin bukan?" tanya Kolonel Ryota.
"Ten… Tentu saja... ayo kita pergi Kolonel" ucap Ryouichi bersemangat.
Ryouichi, Kapten Saito dan Kolonel Ryota pergi meninggalkan Akademi dan segera menuju [Forbidden Forest], tempat dimana semua senjata roh bersembunyi.
Beberapa bagian telah direvisi, selamat membaca.
Like it ? Add to library!