Cheva menatap tajam pada sang kakek yang memintanya menolong Lea dengan menyelesaikan masalahnya
"Kenapa tidak kakek saja yang melakukannya? Kakek kan bisa minta paman Hendri yang menyelesaikannya!"
Kini Cheva kembali dengan nada manjanya dan raut wajah kesal seperti anak-anak. Mode serius dan berwibawanya hilang dalam sekejap
"Hendri sudah banyak pekerjaan disamping kakek. Sekarang kamu disini untuk liburan, daripada diam saja lebih baik kamu membantunya kan?"
Dengan nada bicara yang tenang sambil menikmati rasa teh penuh cinta yang dibuat Gina di tangannya, Yudha berkata pada Cheva. Dia sama sekali tidak melihat wajah sang cucunya itu yang telah mengerucutkan bibirnya karena kesal
"Huh apa ini sudah termasuk dalam sesi latihanku? Aku kesini kan untuk menikmati liburan sebelum masuk kuliah. Padahal hanya tinggal seminggu lebih aku akan masuk kampus baru. Tidak bisakah aku sedikit santai?"
Cheva terus menggerutu dengan suara pelan, meskipun Yudha masih dapat mendengarnya
Hallo pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca novel ini.
Cara memberikan ulasan & batu kuasa itu gampang banget!
Di aplikasi, kalian pergi ke informasi novelnya, lalu scroll ke bawah & tekan tombol mengundi.
Untuk ulasan kalian tekan ulasan dibawah tombol mengundi lalu setelah itu tekan tombol bergambar pensil, lalu tulis deh ulasan kalian.
Gampang banget bukan? ;)
Kalian bebas mau kasi bintang berapa, mau kritik dan saran juga boleh