"Baru kelar benerin mobilnya?" tanya Nathan menatap sang montir.
Montir yang ternyata adalah teman SD Luysa itu menelan ludah menatap Nathan. Pikirnya mungkin ini adalah Nathan yang ia panggil dengan sebutan Pak sejak tadi, dan betapa shocknya dia ketika menyaksikan perawakan Nathan yang tidak hanya memiliki tinggi badan fantastis tapi juga punya wajah nan tampan. Paket komplit kalau katanya.
"Hey" seru Nathan pada montir yang sedang bengong menatap dirinya.
Montir itu memaksakan bibirnya tersenyum pada Nathan. Yah memaksakan sebab ia sudah begitu kehilangan kepercayaan dirinya sebagai pria saat ini. Ketampanan dan kegagahan Nathan mutlak membuatnya jatuh serendah-rendahnya.