Malam itu, saat Andin sedang tidur dia bermimpi bertemu dengan Riko di suatu tempat. Saat itu Andin melihat seorang pria sedang berdiri membelakanginya.
Andin : "Hey... siapa kamu?"
Pria itu langsung membalikkan badannya...
Andin : "R...Rio?"
Riko yang masih di anggap Rio oleh Andin hanya bisa tersenyum...
Andin : "Rio, kenapa kita ada disini?"
Riko : "Andin, aku ingin menyampaikan sesuatu"
Andin : "Rio, apa... ada yang tidak beres dengan kematian kamu? Apa yang ingin kamu sampaikan?"
Riko : "Aku menyayangimu Andin:)"
Andin : "I..itu yang ingin kamu sampaikan?"
Riko : "Bukan hanya itu, aku hanya ingin menyampaikan ini terlebih dahulu, sebelum pertemuan ini berakhir"
Andin : "Rio, aku juga sayang sama kamu, kamu udah seperti sahabat buat aku"
Riko : "Sahabat?" jawabnya sambil tersenyum
Andin mengangguk.
Riko : "Kamu pernah bilang, kalo kamu bisa membedakan antara Rio dan Riko kan?"
Andin : "I...iya"
Riko : "Apa sekarang... kamu bisa lihat, siapa yang ada dihadapan kamu?"
Andin : "K...kamu Rio"
Riko : "(Tersenyum) Baiklah, aku hanya ingin menanyakan itu sama kamu"
Andin : "Rio, aku harap... kamu bisa pergi dengan tenang ya? Aku pasti akan selalu berdo'a buat kamu, aku akan selalu ingat sama kamu" ujarnya sambil memegang tangan Riko
Riko : "Aku belum bisa pergi, ada hal yang harus aku selesaikan" ujarnya lalu menghilang
Saat itu Andin langsung terbangun dari tidurnya...
Andin : "Ya ampun, Rio... sebenernya apa yang terjadi sama kamu?"
***
Pagi itu, di sekolah...
Rio : "Hey Ndin"
Andin : "Heyy"
Rio : "Kenapa? kok kaya lagi mikirin sesuatu gitu si?"
Andin : "Rik, aku..."
Rio : "Kenapa?"
Andin pun menceritakan mimpinya pada Rio, sampai saat ini dia masih belum sadar jika yang bersamanya itu adalah Rio, bukan Riko.
Andin : "Akhir akhir ini Rio kok datangi aku terus ya Rik? Aku bener bener kepikiran"
Rio : "Udah, jangan dipikirin, mungkin dia cuma kangen aja sama kamu"
Andin : "Enggak Rik, dia tuh kek yang mau minta tolong tapi dia juga kek yang ngerasa harus selesein masalahnya itu sendiri"
Rio : "Duhhh, gawat nih kalo sampe Andin tahu semuanya, gue bisa di usir dari kehidupan dia" ucapnya dalam hati
Andin : "Nanti pulang sekolah, kita ke makam Rio ya?"
Rio : "Kenapa kita harus kesana?"
Andin : "Yaa kita kirim do'a buat Rio"
Rio : "Hmmm ya udah iyaa"
Saat jam istirahat, Andin menceritakan semuanya pada Nisa.
Nisa : "Ya ampun Ndin, pantesan daritadi lo plenga plongo terus, ternyata ini yang lo pikirin"
Andin : "Iya Nis, gak tahu kenapa Rio datengin gue terus"
Nisa : "Apa jangan jangan..."
Andin : "Jangan jangan apa?"
Nisa : "Jangan jangan ada sesuatu yang gak beres sama kematian dia Ndin"
Andin : "Iyaa, gue juga mikir kek gitu"
Nisa : "Terus... apa yang harus kita lakuin?"
Andin : "Yaa semoga Rio datang lagi dan kasih petunjuk ke gue"
Niss : "Iya, semoga"
Saat itu Rio datang dengan membawa tiga jus, yang satu jus tomat dan yang dua jus jeruk.
Rio : "Hai, ini gue bawain jus jeruk buat lo sama Andin"
Nisa : "Waaahh, thanks ya Rik"
Rio : "Eummm Ndin, kenapa? kok lihatin aku kek gitu?"
Andin : "Riko, kamu... kamu gak suka jus tomat kan? Kenapa sekarang tiba tiba bawa jus tomat?"
Rio : "Oh! i...ini..."
Nisa : "Iya, setahu gue lo kan gak suka tomat"
Rio : "A...aku cuma mau nyoba aja kok, ke yang enak aja gitu wkwkk"
Andin : "Rik, jangan pake nyoba² deh, nanti kamu batuk parah"
Rio : "Hmmm ya udah iyaa"
Andin : "Aneh, kok Riko mau jus tomat? Dia pernah bilang kalo dia bener bener gak suka sama tomat" ujarnya dalam hati
Rio : "A..aku ke toilet dulu" ujarnya lalu pergi
Nisa : "Ndin, lo sadar gak sii kalo Riko sekarang sekarang agak berubah?"
Andin : "Iya, gue sadar"
Nisa : "Terus lo gak curiga?"
Andin : "Curiga apa? Mungkin makin kesini sikap dia makin terlihat, gak ada curiga curiga kok gue"
Nisa : "Tapi gue curiga Ndin"
Andin : "Curiga gimana maksud lo?"
Nisa : "Gue gak bermaksud nakutin lo tapi... tapi emang ini yang gue pikirin, gue ngerasa kalo yang meninggal itu Riko, bukan Rio"
Andin terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Nisa.
Andin : "Enggak Nis, gak mungkin!"
Nisa : "Gue gak bermaksud bikin lo sedih, tapi gue curiga sama dia sejak ada yang meninggal di antara mereka berdua, cuman... gue gak enak sama lo kalo gue bilang"
Andin : "M....mendingan sekarang kita ke kelas" ujarnya lalu pergi
Saat di kelas, Andin terus memikirkan perkataan Nisa. Dan Andin menyadari bahwa yang di katakan Nisa ada benarnya, dia juga merasa jika Riko berubah, dia tidak memperhatikan Andin lagi dari mulai hal hal kecil saja, Riko menjadi pria yang mencintainya tapi tidak sama lagi seperti dulu.
Andin : "Siapa sebenernya yang meninggal? Apa... ucapan Nisa bener, kalo yang meninggal adalah Riko? Gak, Riko gak mungkin ninggalin aku" ucapnya dalam hati
Bersambung...