Ardilo tak kunjung mengangkat telepon dari Taera. Air matanya masih bercucuran. Akhirnya Ardilo tidak menjawab telepon dari Taera. Dia sangat bingung. Bagaimana dia harus mencerna semua ini dengan mendadak? Dia tidak bisa merelakan hubungannya dengan Taera begitu saja dan dijodohkan dengan Yola. Kenapa semuanya menjadi runyam begini?
Taera kembali menelpon. Hp Ardilo bergetar. Ardilo buru-buru menghapus air matanya. Menjauh dari Taera bukanlah cara yang baik untuk dilakukan saat ini. Ardilo langsung memutar otak. Dia harus bisa menghadapi ini.
Ardilo akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon dari Taera.
"Halo."
"Halo, kak. Ada apa? Kok suaranya agak serak?"
Ardilo dapat merasakan kekhawatiran pada diri Taera. Dia tidak ingin Taera mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Walaupun air mata Ardilo ingin jatuh, tapi Ardilo sebisa mungkin menahannya.
"Aku....aku tadi sempat minum es waktu pulang. Aku berhenti bentar di pinggir jalan. Kayaknya aku serak karena minum es tadi deh."
Halo, aku update lagi. Makasih udah baca cerita ini. Ikuti terus kelanjutannya ya :)