Pukul setengah dua belas malam, Adit baru sampai di rumah sakit tempat suami Murni dirawat. Baru saja masuk ruangan, ia mendapati istrinya sudah terkulai lemah.
"Bun… Ada apa ini?"
Adit langsung menghampiri Maya di sofa ruang rawat. Namun, istrinya itu tak menyahut. Wanita terkasih tetap memejamkan mata, sambil bibir terus mengucap istighfar.
Murni yang masih terjaga pun mendekati.
"Bang. Bicara di luar sebentar."
Lalu mengajak abang iparnya itu keluar ruangan.
Di luar sudah ada Joko yang sedang duduk di kursi tunggu. Seorang pegawai kepercayaan dan memiliki kesetiaan yang sudah sangat amat teruji.
"Apa yang terjadi, Murni?"
Adit seolah menangkap sesuatu yang mencemaskan dari informasi yang akan diberikan Murni padanya.
"Haz nggak nelpon Abang?"
Murni memang tak bisa menyingkirkan gurat ke khawatiran dari raut wajahnya.
Jangankan orangtuanya, kita aja juga cemas mikirin Putra. Ya kan temen-temen..? hehehe..
.
.
Jika suka, jangan lupa koment, power stonenya ya, kalau bersedia kasih ulasan yang ada bintang-bintangnya, Aku makasih banget lho.. heheh.. Bantu kisah Putra, Kinan, dan Aisyah populer dong..
.
.
Penulis tanpa pembaca tiadalah arti.. Saranghae,,,