"Maaf pak Radit... saya sedang ada urusan penting saat ini... Kita tidak bisa bertemu untuk hari ini.. mungkin, lain waktu.." ucap Anin.
"Besok ya nin... saya ingin mengatakan hal penting pada kamu soalnya.. ini tentang Vio.." ucap Radit.
"Ah iya pak... besok kita atur jadwal pertemuannya ya.." ucap Anin.
"Baik nin... ya sudah kalau begitu saya tutup dulu ya.. assalamualaikum.." ucap Radit.
"Waalaikumsalam pak.." ucap Anin.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
Anin lalu menyimpan ponselnya di dalam tasnya.
"Kamu ingin bertemu dengannya besok??" ucap Wil.
Anin pun mengangguk.
"Apa kamu akan tetap menemui dia besok jika kamu mengetahui siapa saya yang sebenarnya??" ucap Wil.
"Memangnya siapa kamu.? Kamu bukan pak Hanan kan?? Tentu bukan.. karena pak Hanan telah tiada... saya berencana akan pergi ke Jogja bersama dengan pak Radit.." ucap Anin.
"Untuk apa kamu pergi ke sana??" ucap Wil.
"Sesuatu..." ucap Anin.
"Bagaimana jika saya adalah Hanan?" ucap Wil.
Jadilah readers yang aktif dan mendukung author...
Membeli hak istimewa dengan satu koin sudah sangat cukup membantu author untuk lebih semangat menulis..
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!