"Dio, apa lo udah urus semuanya?"
"Udah, Bos"
"Dekorasi?"
"Udah"
"Kue?"
"Udah"
"Cokelat?"
"Udah"
"Boneka?"
"Udah"
"Hmm.. Hadiah lainnya?"
Dio mulai jengah. Ia menghela napas berat dan menatap Aksa sedikit tajam.
"Semuaanya udah beres, Pak Aksa. Kita tinggal jemput bu Irona di kampus"
"Hm.. Bagus. Lo emang selalu bisa gue andalkan"
Dioa mendelikan kedua mata, saat Aksa menepuk-nepuk pundaknya tanda puas dengan hasil pekerjaan yang telah ia lakukan.
"Kalo gitu, nanti sore lo jemput Irona di kampus, biar gue nunggu di rumah dan siap-siap"
"Oke deh, Bos!"
Dio tidak merasa keberatan, ketika Aksa menyuruhnya untuk melakukan pekerjaan di luar kantor. Ia adalah sekretaris pribadi yang Aksa beri kepercayaan lebih. Seperti dalam hal ini sekalipun, ia tetap menggunakan kepercayaan Dio.
Malam ini, Aksa akan memberi sebuah kejutan untuk Irona. Sebagai hiburan supaya Irona tidak sedih terus menerus karena mengharapkan sosok bayi dalam rumah tangga mereka.