Irona sudah siap untuk tidur. Ia sudah mengenakan piyama tidur milik Aksa, juga sudah membersihkan wajahnya.
Namun ia tidak melihat Aksa sejak tadi. Lelaki itu pergi ketika Irona meminta ijin untuk membersihkan wajah. Irona keluar dari kamar dengan maksud mencari kekasihnya.
Sayup-sayup ia mendengar suara seseorang yang sedang berbincang di ruang tamu. Perlahan Irona menuruni anak tangga satu per satu, dan berdiri tertahan di anak tangga ke enam.
Irona melipat kedua tangan di dada. Ia melihat Aksa yang sedang berbicara dengan seseorang yang berada di layar laptop. Perbincangan mereka sepertinya serius, karena ia bisa melihat bagaimana bahu Aksa yang ikut bergerak.
Hingga akhirnya Aksa menutup laptopnya secara kasar. Irona juga melihat kekasihnya menyandarkan tubuh sebari menutup wajah dengan kedua tangannya.
Irona melanjutkan langkahnya dengan tidak bersuara. Ia mendekati Aksa yang sedang terlihat kurang baik.
"Sini aku pijitin"