<Kejadian sebelum berada di markas Ray>
"Mengejutkan melihat lo udah ada di Amerika lagi setelah gue melihat lo pergi ke bandara dengan seseorang," celetuk Sadewa saat Sana akan membuka pintu apartemen miliknya, langkahnya terhenti dengan gerakan mematung membuat Sana terdiam.
"Ke bandara?" tanya Sana begitu dia membalikan tubuhnya menghadap ke Sadewa. Yang ditanya hanya menjawab dengan anggukan kepalanya pelan. "Ya," jawab Sadewa.
Sana tertawa canggung sedikit, bagaimana Sadewa bisa melihatnya? Sedangkan waktu sudah berjalan cukup lama namun Sadewa hanya menunggu Sana pulang, begitu?
"Mengejutkan," ucapnya lagi, Sana menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Dia Fendi," jawab Sana begiru saja membuat Sadewa menaikan satu alisnya bingung.
"Lalu? Mau lo bawa kemana dia?" Sana menghela nafasnya berat. "Dia hampir mati dibunuh kakaknya sendiri, seseorang menyuruhnya. Mungkin karena berpihak ke Wiga," Sadewa menghela nafasnya berat.