Melanjutkan penelusuran memasuki wilayah lokalisasi Dolly yang terkenal. Doni melaju perlahan dengan Mika yang memeluknya rapat. Mika membayangkan akan banyak perempuan berbusana toples memamerkan tubuhnya di sepanjang jalan. Baginya itu suatu pemandangan yang menggelikan. Namun sebagai mahasiswa, ia harus mampu berpikir subjektif dan tidak mudah memberikan justifikasi begitu saja.
Di hadapannya terbentang jalur utama yang lurus dan sedikit menikung. Jalanan cukup lebar untuk dilalui dua mobil jika bersalipan. Lalu lalang motor tak pernah sepi.
Deretan rumah dengan tulisan sederhana menggantung di atasnya. Wisma Melati, Rumah Damai, dan sederet nama-nama lain seolah menandai tiap rumah bordil yang berada di sana. Di tembok-tembok kosong, tertempel poster tentang edukasi seks bebas. Spanduk besar beberapa kali terlihat berisikan seruan tentang gaya hidup sehat dan anjuran pemerintah untuk kesehatan masyarakat lokal Dolly.
2 chapters sekaligus.
Selamat membaca.