"Mhhh" Gumamku seraya bangun dari tidurku. Sontak pamanku menoleh sebentar lalu mengalihkan pandangannya kembali ke jalan raya
"Sudah bangun Ren?" Tanyanya sambil terus menghadap ke depan, memperhatikan terus jalan raya yang sepertinya tiada batas
"I-ya" Aku berusaha membuka mataku yang masih sedikit berat dan mengambil posisi yang menurutku nyaman
Setelah beberapa menit kemudian, aku telah sepenuhnya sadar, aku lihat adikku dan terlihat ia sedang tidur pulas
Dretdedded-ded-ded-ded-shhs
Tiba-tiba mobil yang semula melaju kencang mendadak mati, kami terbentur dengan bagian sisi depan mobil sedangkan Evan jatuh ke sisi bawah tempat duduknya dan terkejut hingga membangunkannya
"Hah! Sial! Kenapa tiba-tiba mati gini ya?" Ucap pamanku mengeluh dan bertanya pada dirinya sendiri sambil keluar dari mobil
Pamanku keluar untuk mengecek masalah apa yang membuat mobilnya mati, sedangkan aku berpindah tempat dimana Evan sedang memulihkan kesadarannya
Selang beberapa menit kemudian, pamanku pergi ke bagasi mobil lalu kembali dengan membawa beberapa alat untuk memperbaiki mobilnya
"Bagaimana keadaanmu, Evan?" Tanyaku pada adikku yang masih setengah sadar ini
"Masih ngantuk" Jawabnya sambil memegangi kelopak matanya agar tidak menutup
Setelah adikku benar-benar pulih kesadarannya, aku pun beranjak pergi untuk melihat pamanku yang sedang memperbaiki mobil
"Apa ada yang rusak paman?" Tanyaku sambil melihat tangan paman yang sedang mengotak-atik mesin mobil
"Aki-nya rusak, minta diganti" Jawab pamanku yang pandangannya terus tertuju pada mesin mobil
Entah apa yang ia lakukan, aku sama sekali tak mengerti, hanya saja intinya ia sedang memperbaiki mesin mobil
Setelah melihat paman, aku ingin rasanya mengecek bagian bagasi mobil
Setelah terbuka, ternyata aku menemukan sebuah kertas tepatnya sebuah surat di dalam bagasi mobil
Di surat itu tertera
Senin, 27 Agustus, 2056
Dari Andy
Ricky adikku, aku berpesan kepadamu, jagalah rahasia anakku dan jangan sampai berita ini tersebar luas di masyarakat. Aku ingin kau menjaga ini seperti kau menjaga dirimu sendiri dan
Setelah itu bagian suratnya sobek, aku jadi tidak tahu apa yang ingin disampaikan ayahku kepada pamanku
Namun yang kutahu hanyalah ayah berpesan kepada paman jika ia menyuruhnya menjaga rahasia anaknya, siapa? Aku atau adikku? Atau kami berdua?
"Rendy!" Panggil paman dan menuju kemari, aku yang sedang melihat surat itu kemudian langsung menyimpannya di sakuku dan berpura-pura tidak melakukan apa-apa
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya padaku
"Tidak ada, hanya melihat bagasi mobil" Jawabku, aku rasa jika aku bertanya pada paman pasti ia tidak akan menjawabnya
"Ohh, kalau begitu ayo masuk, paman sudah mengganti akinya" Balasnya
Ghhrraa!
Tiba-tiba datanglah segerombolan zombie dari sisi depan dan belakang mobil kami, kami terkepung
"Tidak!" Ucapku panik
"Ayo cepat kita masuk ke dalam mobil!" Suruh pamanku
Sekarang kami sudah berada di dalam mobil dan akan menjalankannya, namun, kali ini kami sangat tidak beruntung karena mobil kami tidak mau menyala
Paman berkali-kali memutar kuncinya namun mobil tak kunjung menyala
Krcg! Sesuatu jatuh kebawah, entah apa itu
"Rendy, kau di dalam saja, aku akan melawan mereka" Ucap pamanku lalu keluar dari mobil, ia mengambil senapannya dari punggungnya lalu membidik kepada zombie-zombie itu
Dhor! Dhor! Dhor!
Tiga zombie tumbang secara berurutan, namun itu tidak membuahkan hasil, zombie kini lebih banyak datang
Pamanku tak putus asa, ia terus menembaki zombie-zombie itu, namun jumlah zombie itu malah terus bertambah. Pamanku kewalahan
"Rendy! Cepat jalankan mobilnya!" Suruh pamanku dengan berteriak lantang
Aku pindah ke tempat kendali mobil seraya melihat kontrol mesinnya
"Apa yang harus aku lakukan, paman! Aku tidak tahu" Tanyaku sambil mengeluarkan kepalaku dari jendela mobil
Kini paman benar-benar terjebak, tidak! Ia dikepung!
"Arrgghht! Rendy, cepat lakukan saja apa yang kau tahu, ingatlah apa yang aku lakukan tadi" Ucap pamanku yang saat ini sudah tergigit zombie
"Paman!" Teriakku dan Evan bersamaan, aku kembali memasukkan kepalaku ke dalam mobil dan berusaha untuk tetap tenang
Aku tutup jendela mobil sambil mengambil nafas dalam-dalam. Sekilas aku melihat wajah adikku yang dipenuhi keringat dingin, ia nampak sangat ketakutan
Aku berusaha mengingat apa yang dilakukan paman tadi
Ghhrraa!
Zombie itu kian mengganas, sekarang mereka menuju mobil ini
"Oh iya! Hidupkan dengan kunci!" Ucapku pada diriku sendiri
"Kunci, kunci, kunci, dimana kunci itu?" Aku terus mengucapkan kata kunci, kunci itu hilang!
Ghhrraa!
Sekarang zombie-zombie ini sudah sampai di sisi mobil ini, mereka mendesak, berusaha masuk dengan paksa
Aku segera mencari kunci mobil itu, "Dimana?! Dimana kunci itu!?" Tanyaku kepada diriku sambil memperhatikan segala tempat
Aku berusaha mengingat dimana terakhir kali paman menaruh kunci itu
Krcg!? Aku hanya ingat Suara itu! Tunggu! Suara itu? Aku mencari ke bawah tempat dudukku saat ini dan akhirnya aku temukan juga kunci ini
Dengan cepat, aku masukkan kunci ini ke dalam lubang kunci seraya memutarnya
Jregjegjegjeg! Jregjegjegjeg!
Mobil ini tetap tidak mau menyala
Ppyarr!
Kaca jendela mobil pecah, tangan-tangan zombie itu berusaha masuk. Kulihat ada pisau paman di atas setir mobil ini
Dengan sigap aku mengambilnya lalu aku serang tangan-tangan kotor ini
Crashh! crashh! crashh!
Satu persatu tangan zombie ini putus, seketika ada waktu untuk menyalakan mobil kembali
Jregjegjegjeg! Jregjegjegjeg!
"Mobil payah!" Teriakku
Tiba-tiba, sebuah kepala zombie masuk dari kaca depan, dengan sigap aku memundurkan tubuhku darinya
Pisau itu, sudah menancap pada salah satu tangan Zombie tadi dan tidak lagi berada pada genggamanku
Ia berusaha masuk lebih dalam, tanpa pikir panjang, aku ambil kunci mobil ini lalu kutancapkan tepat di matanya
Ghhrraa!
Zombie itu marah dan berteriak, ia mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil, namun tersangkut karena posisi kepalanya tidak sesuai dengan lubang kaca mobil
Aku berusaha untuk menyalakan mobil ini kembali, tidak! Aku lupa kunci itu menancap di mata zombie ini
Dengan cepat aku ingat jika aku jika mempunyai pistol, lalu aku ambil pistol itu. Aku tarik pelatuknya dan
Dhor! Dhor! Dhor!
Zombie itu mati dan tak bergerak, lalu tanpa basa-basi lagi aku tarik kunci itu yang tertancap tepat dimatanya kemudian aku masukkan pada lubang kunci
Sebelum aku memasukkannya, aku tendang dulu kepala Zombie itu agar keluar dari jendela
Setelah kepalanya berhasil keluar, akupun segera memutar kunci mobil
Jregjegjegjeg! Jregjegjegjeg!
Karena tak mau menyala, aku pun kini memutarnya dengan sangat keras hingga membuat suara seperti patahan kecil
Akhirnya mobil ini menyala, namun, apa yang harus aku lakukan dulu, oh iya, pertama kupindahkan perseneling ini ke bagian tengah
Berhasil! Lalu aku asal injak saja kopling mobil, namun untung saja benar
Setelah itu aku hidupkan mesin mobil ini dengan menarik tuas ini, ke kiri atas
Dan terakhir yang kuingat, paman menginjak pedal gas, tanpa pikir panjang aku lepas kopling mobil dan kuinjak pedal gas dengan keras
Namun sepertinya aku agak salah menggunakannya, saat aku injak pedal gasnya tiba-tiba mobil ini terasa terangkat dan oleng
Aku tak tahu lagi, namun aku ingat paman menjalankan mobil dengan menggerakkan kemudi mobil
Namun tanpa disangka, sebuah batang kayu besar jatuh di depan mobil, membuat mobil ini oleng
Kami berhasil meninggalkan zombie-zombie itu, namun, mobil ini oleng dengan kecepatan tinggi dan tak terkendali
"Tidak!" Teriakku
Kulihat mobil ini akan menabrak pepohonan, dengan sigap aku bilang pada adikku untuk berpegangan pada kursi tempatku duduk
"Evan! Pegang erat kursiku!" Kami semakin dekat menabrak pepohonan
Brakk!
"Arrgghh!!"
Mobil kami terhempas dan menabrak pohon lain, aku terbentur ditempat dan pandanganku menjadi gelap gulita