"Apa maksudmu Thea? Apa yang sebenarnya kau dengar hingga seperti ini?" Arion benar-benar tidak habis pikir dengan gadis ini. Dia tidak merasa melakukan sebuah kesalahan atau semacamnya. Arion bahkan tidak menginjak kaki Thea atau menyentuh rambutnya. Dia benar-benar diam dengan Thea yang menghindar.
"Aku marah pada diriku sendiri. Aku marah karena aku mencintaimu, Lion. Aku sadar itu. Aku mencintaimu. Perasaanku, ada padamu. Dan sialnya, aku tetap ingin kita tidak bersatu." Hal ini adalah sesuatu yang Arion tunggu sejak lama. Pengakuan dari Thea adalah sesuatu yang seharusnya membuat Arion bahagia karena telah dia nantikan sejak dahulu. Tetapi, kenapa hati Arion justru merasakan sakit yang tidak terdefinisi? Bahkan, Arion sendiri tidak mengerti mengapa bibirnya tiba-tiba kelu tak bisa berkata-kata. Seolah dirinya kaku tak berdaya.