"Jujur sama aku, sayang. Kamu lagi hamil 'kan?"
"Enggak Afka. Kamu percaya sama Arion."
"Anak kecil kalau ngomong suka jujur Jie."
"Astaga, ini rahim aku yang punya kok kalian yang sok tahu?"
"Ayo ke dokter kandungan. Kita cek barangkali beneran ada dedek bayinya."
Ghirel merasa jengah dengan Afka. Sejak di pulang dari makam Bunda, suaminya terus mengoceh membicarakan tentang kehamilan. Padahal, Ghirel tak ada tanda mual atau apapun.
"Enggak. Lagipula gak lucu kalau aku, Tzuwi, Siska hamil berjamaah. Bisa mati kalian para suami." Kata Ghirel. Dia membanting tubuhnya ke atas sofa ruang keluarga, memijat pelipisnya yang menegang karena seharian berdebat dengan Afka.
"Perasaan sperma aku jos banget deh sayang. Waktu dulu sekali semprot langsung jadi." Ghirel mendelik mendengar ucapan Afka. Dia segera melempar suaminya dengan bantal sofa yang sedang berada di sekitarnya.
"Sakit Jie." Afka meringis kesakitan, mendekati Ghirel untuk membalas dendam.