=Ge POV=
Aku mulai merasakan panas di seluruh tubuhku. Jantungku menjadi sangat nyeri, kepalaku sangat pening.
"Argh!" seluruh tubuhku kaku dan nyeri hingga merasuk ke dalam tulang. Akupun menjadi sangat sulit bernapas.
Sangat jelas sekali, aku melihat ruangan tersembunyi di balik dinding toilet tuan Hadiyaksa, ruangan yang telah kumasuki kemarin, namun aku melewatkan sesuatu karena pintu itu dikunci dengan sebuah tombol di atas. Di dalam ruangan itu aku melihat semuanya, semua hal yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Beberapa botol darah, sebuha meja besar dengan beberapa cawan diatasnya, juga abu dari jenazah empat orang yang sangat beliau cintai.
Sedetik kemudian.