Semakin Oscar berkata seperti itu dan menyentuhnya, semakin Lisa merasa bersalah. Dan semakin ia merasa bersalah, semakin dia ingin memberitahu Oscar kalau sebenarnya bukan ia yang membuat surat permintaan maaf itu.
Kini Lisa hanya bisa berdiri menempel jendela kamar itu dengan perasaan was - was. Perasaan wanita itu tercampur aduk menjadi satu. Di satu sisi ia ingin memberitahu Oscar yang sebenarnya, tapi di sisi lainnya, ia tidak mau sampai William terkena batunya.
Seharusnya kemarin Lisa memang menolak penawaran William. Selain itu, seharusnya ia juga tidak memiliki password email yang dapat ditebak oleh William dengan mudah. Mana ada orang yang memiliki password nama lengkapnya dan tanggal kelahirannya? Sepertinya hanya Lisa seorang.
Ketika jarak antara Oscar dan Lisa semakin mengecil, semakin wanita itu merasa bersalah. Dengan bibir yang bergetar, ia mencoba menjelaskan, "A-aku, aduh, email yang kamu terima hari ini, bukan dari… aku."