"Michael," Gabby mengerucutkan bibir bawahnya, "Jangan marah, jangan diemin aku terus, ya?"
"Kalau kamu diemin aku," Gabby mengedipkan matanya beberapa kali, memamerkan bulu matanya yang lentik, "Aku jadi sedih..."
Gabby menunduk saat ia mendengar helaan nafas di atasnya. Tidak lama kemudian, ia merasakan tubuhnya ditarik dan hidungnya menabrak dada bidang Michael. Meskipun hidungnya sakit, bau mint khas laki-laki itu mampu membuatnya menjadi tenang.
Gabby memiringkan wajahnya dan melihat ke arah koridor, "Michael, kamu marah ya sama aku?"
Michael menutup matanya, mengambil nafas panjang-panjang, dan menjawab, "Nggak."
Mana bisa dia marah sama Gabby?
Yang ada, Michael marah dengan dirinya dan jalan pikirnya sendiri. Dia sudah tahu kalau Gabby nggak mungkin suka ataupun pacaran dengan laki-laki lain. Tapi, saat ia melihat perempuan itu berbicara dengan laki-laki lain, perasaan jelek muncul di dalam hatinya.
Dia sudah terlalu lama menunggu Gabby.