"Putri, tolong buka pintunya."
"Tolong tinggalkan Aku sendiri!"
Pelayannya terus mengetuk pintu kamar sang Tuan putri yang saat ini dia sedang mengurung diri sejak pagi hari. Semua di Istana khawatir, begitu juga dengan Ratu. Tapi saat ini dia tidak membujuk Claudia untuk keluar, tapi saat ini dia bersama dengan Jenderal William dan pemimpin kesatria suci, Zee Blanks, sedang mengintrogasi penyebab dari Putri Claudia yang mengurung diri di ruang makan.
Ratu meminum tehnya meskipun itu tidak membuatnya tenang, ketika selesai, ia menaruh cangkirnya diatas meja dengan sedikit kasar sampai membuat suara yang cukup keras.
"Jadi … Bisakah Anda ceritakan semuanya, Tuan Teo."
Ratu menatapnya sangat tajam dan Teo, tidak ada yang bisa dia lakukan selain merasa bersalah atas apa yang dia lakukan kepada Putri Claudia.
(Kemarin Malam)
"…. Guru, Aku mencintaimu!"
"Maaf, Claudia."
"Eh?"
"Saya tidak bisa menerima perasaan Anda."