ดาวน์โหลดแอป
19.78% PORTAL: terhubungnya dua dunia yang berbeda / Chapter 36: Chapter 35 - Mereka Kembali, Musuh! (Bagian 4)

บท 36: Chapter 35 - Mereka Kembali, Musuh! (Bagian 4)

Pertarungan berakhir, meski pada awalnya Teo memberi serangan yang membuat Troth kewalahan, tapi dengan mudah Teo dibuat jatuh oleh Troth. Karena hal itu, Teo kalah dalam pertarungan. Namun, itu bukanlah kekalahan mutlak, namun kekalahan yang direncanakan.

Saat ini, Teo tengah memesan bola daging lagi, karena sebelumnya Teo diganggu saat sedang memakan makanan itu. Namun, ia tidak memakannya di tempat sebelumnya ia makan, namun ia membawanya ke kamarnya dan Zack mengikutinya karena butuh penjelasan atas apa yang Teo lakukan di pertarungan itu.

"Jadi? Kenapa Kau sengaja untuk kalah?" Tanya Zack saat mereka masuk ke kamar Teo.

"Bukannya sudah Aku bilang, aku tidak ingin ada bertarung atau apapun itu … Aaaahm, kuuuuh! Enak!" Ucap Teo dan ia benar-benar menyukai bola daging itu.

"Tapi bukannya Kau bisa saja mengalahkan orang itu? Aku bisa melihatnya loh, jika Kau tidak dengan sengaja melepaskan pedangmu, Kau bisa saja melakukan serangan balik. Tetapi Kau malah sengaja melepaskannya dan membiarkan pedangmu dilemparkan keatas. Kenapa Kau melakukan itu?" Rentetan pertanyaan itu, Teo abaikan untuk sesaat demi sesuap bola daging "Teo," Panggilan itu membuatnya harus menaruh piring itu karena Zack terlihat jengkel saat memanggilnya.

"Jika Aku menang, menurutmu apa yang akan terjadi?" Tanya Teo sambil tersenyum.

Pertanyaan itu tidak dapat dijawab oleh Zack "Itu …," Ia kembali terdiam karena kebingungan.

"Akan semakin banyak orang-orang yang menantangku, namaku semakin dikenal dan masalah akan terus berdatangan. Itu merepotkan, mau bagaimana juga masih ada yang harus Aku lakukan, kan?" Penjelasan Teo dapat dimengerti olehnya "Aku kalah, mereka tidak menggangguku, memandangku lemah itu lebih baik karena dengan itu Aku hanyalah pengawal biasa yang tidak mencuri perhatian orang lain, kan?" Teo mengambil piringnya lagi dan kembali menikmati bola dagingnya "Tidak perlu benar-benar menang untuk merasakan kemenangan, kan?" Tanya Teo sambil tersenyum licik sambil

Sementara Zack hanya terdiam, ia tidak dapat membantahnya karena kemungkinan-kemungkinan yang Teo katakan itu bisa saja terjadi "Yah masuk akal juga sih," Lalu, Zack menghela nafas "Baiklah Aku mengerti kenapa Kau mengalah. Kalah untuk merasakan kemenangan ya, itu kata-kata yang aneh, tapi Aku tidak membencinya," Ucap Zack dan ia pun menerima apa yang Teo lakukan "Kalau begitu aku–."

"Tunggu sebentar, Kau belum memberitahu ku siapa orang itu," Ucap Teo yang penasaran.

Ketika ditanya begitu, raut wajah Zack berubah. Raut wajahnya menunjukan kalau ia tidak ingin mengingat tentang orang itu "Uhh … Dia ya … Bagaimana Aku menjelaskannya ya."

"Jelaskan saja secara singkaahm," Ucap Teo lalu memakan bola dagingnya lagi.

"Singkatnya, dia itu pengawal dari keluarga bangsawan Fleure dan dia–."

"Fleure?"

"Ah, Keluarga Tuan Noah, kau ingat? Yang selalu memberi surat kepada Nona Cattalina," Ucap Zack mengingatkan kembali orang yang Teo kenal di keluarga Fleure.

"Oh dia ya,"

"Ya, biasanya keluarga Fleure tidak membawa pengawal untuk mengawal putra kedua-nya, tapi sepertinya karena ada yang mengancam kerajaan ini, mereka sepertinya memaksa agar putra mereka membawa pengawal. Ya karena itu pengawal ketiga, Troth ada di sini. Dia … Bukan pertama kalinya dia melakukan ini, dia juga pernah menantang Kakak ku," Jelas Zack.

"Kenapa?" 

Wajahnya semakin menunjukan kalau ia tidak ingin mengingatnya "Dia … Bisa dibilang dia itu sangat tergila-gila dengan Nona Cattalina," 

"Eh?" Teo langsung mematung untuk beberapa saat dengan wajah yang terkejut sekaligus tidak percaya "Serius? Tuan dan pengawalnya sama-sama tidak waras ya."

"Te-Teo … Setidaknya sebut mereka gigih. Yah, sejak Kakak ku dan Aku masih dalam masa pelatihan, Troth selalu berkata kalau ia akan menjadi pengawal keluarga Blouse. Tapi sayangnya karena keluarga kami yang dipercaya oleh keluarga Blouse sejak dulu, Keluarga Blouse memutuskan untuk menjadikan kami pengawal Keluarga Blouse." Jelas Zack menceritakan apa yang terjadi di masa lalu.

"Kalau keluarga Kalian yang sudah dipercaya, kenapa orang itu masih berharap untuk menjadi pengawal keluarga Blouse?" Tanya Teo.

"Biasanya keluarga Blouse mengambil satu orang dari keluarga kami dan satunya lagi adalah kesatria lain. Tetapi, keluarga Blouse sepertinya membuat keputusan yang berbeda, karena itu ia menjadi dendam kepada Kami," Ucap Zack, lalu ia mengambil kursi di dekatnya dan duduk di kursi itu "Sebenarnya yang pertama kali ditantang olehnya adalah Aku, tetapi Kakak ku menggantikan ku dan melawannya. Kakak ku menang telak dan sepertinya sekarang dia masih tidak berubah," Ucap Zack lagi sambil tersenyum tipis.

Teo melihat Zack yang sepertinya sedang mengenang masa itu. Ketika menyinggung soal Kakaknya, Zack terlihat mencoba untuk menguatkan dirinya dan Teo memalingkan wajahnya setelah melihat Zack "Begitu, pantas dia jadi besar kepala saat Aku kalah. Tunggu sebentar, apa dia akan mencoba menyingkirkan ku dari?" Tanya Teo karena tidak terpikir sampai situ.

"Y-Ya kemungkinan begitu. Mungkin dia akan menantangmu ulang di depan Nona Cattalina dan Nona Celica untuk menunjukan kemampuannya," Jelas Zack.

"Eh? Sampai seperti itu?"

"Ya, itu salah satu cara jika seorang kesatria yang sudah mengabdi kepada Tuannya dan ingin mengabdi kepada keluarga bangsawan yang lain," Penjelasan Zack itu membuat Teo menghela nafas berat, karena apa yang ingin Teo hindari malah membuatnya memperpanjang masalah.

"Kalau begitu tidak ada bedanya mau diriku menang atau kalah, haaaaah, sialnya Aku," Teo menghabiskan bola daging terakhirnya dengan perasaan yang cukup sedih karena usahanya itu sia-sia.

Percakapan mereka tentang Troth berakhir, namun Zack sepertinya masih ada yang ingin ia katakan, ia berkali-kali mencuri-curi pandang dan mengerutkan dahinya seolah ia siap untuk berbicara tapi ia merasa ragu untuk melakukannya "Ada apa?" Tanya Teo untuk memancing apa yang ingin Zack katakan.

"Ah … Tidak," Zack memikirkan kembali apa yang kenalannya di bar itu katakan, itu informasi yang penting namun belum pasti apakah itu benar atau tidak karena itu ia ragu.

"Katakan saja," Ucap Teo lagi untuk meyakinkan Zack.

Mendengarnya begitu, Zack membuang nafasnya berat lalu ia berkata kepada Teo "Sebenarnya Aku mendapat kabar tentang organisasi gelap, meskipun kabarnya masih belum dapat dipastikan,"

Teo mengerutkan keningnya, ia pun mendekat dan berbicada dengan pelan "Apa kabar kalau mereka melakukan serangan besar-besaran?" Tanya Teo.

"Eh? Kau sudah tau?" Tanya Zack terkejut.

"Ya … Theresa memberiku informasi seperti itu saat aku berbicara dengannya," Ucap Teo lalu memberi jarak kembali dengan Zack.

"O-Oh begitu. Karena kabar ini masih belum tahu kebenarannya, Aku sengaja tidak memberitahumu. Tapi, bukannya ini gawat? Maksudku, jika kabarnya sudah sampai Nona Theresa, berarti kemungkinan berita itu benar," Ucap Zack terlihat khawatir.

"Aku tidak yakin," Teo berbaring di ranjangny dengan kedua tangnnya yang ia lipat sebagai bantalnya untuk kepalanya "Karena Theresa juga sepertinya tidak yakin dengan kabar itu … Ya, apapun yang terjadi kita hanya harus bersiap untuk situasi terburuknya," Ucap Teo lagi lalu memejamkan matanya "Ah kalau Kau keluar, tolong kau kembalikan piring itu keluar, ya. Aku mengantuk," Ucap Teo lalu ia membelakangi Zack.

"Tunggu, kenapa Kau seenaknya begitu hah?" Ucap Zack kesal melihatnya langsung tidur seperti itu. Melihatnya begitu juga membuat Zack merasa heran dengan Teo, ia pun menanyakannya "Teo, Apa kau tidak kahawatir dengan kabar itu?"

"Hmm? Tentu saja khawatir. Tapi memangnya apa yang bisa kita perbuat? Tidak ada, kan? Jika itu terjadi, kita hanya bisa melindungi apa yang harus kita lindungi dan bertahan agar bisa terus melindungi apa yang harus kita lindungi … Hoaaaam … Itu yang hanya bisa kita lakukan sebagai prajurit saat itu terjadi," Ucap Teo terdengar meracau. Setelah mengatakan itu Teo langsung tertidur lelap.

Meskipun ucapannya terdengar meracau, tapi Zack merasa kalau apa yang Teo katakan itu benar adanya "Melindungi apa yang harus kita lindungi dan bertahan untuk melindungi apa yang harus kita lindungi, tapi Aku bukan prajurit haha. Tetapi, walau terdengar aneh, Aku tidak membencinya,"

**

"Teo! Teo! Bangun!" Panggil Zack sambil mengguncangkan tubuhnya dengan keras sampai ia terbangun "Sudah waktunya bersiap untuk pulang, ayo bangun!" Ucap Zack dengan cukup keras. 

Mata Teo terbuka, ia langsung berdiri dan merapihkan mantelnya, lalu ia juga memeriksa kalau pistolnya masih ada di mantel dan ia juga mengambil tas kecilnya "Ayo!" Ucapnya setelah bersiap dengan cepat.

"Wa-Wah kau cepat juga ya," Ucap Zack kagum dengannya.

Setelah itu mereka pun keluar dari kamar lalu pergi keluar dari penginapan. Diluar, langit terlihat cukup gelap, awan hitam menghalangi matahari "Sepertinya akan hujan lebat, sebaiknya kita cepat pulang," Ucap Zack saat melihat ke langit.

Sementara itu, Teo tidak berkata apa-apa, ia hanya mengerutkan keningnya sambil terus melihat kearah langit "Ada apa?" Tanya Zack.

Teo hanya menggelengkan kepalanya sebagai respon untuk pertanyaan Zack. Lalu Zack pun menyiapkan kereta kuda mereka yang mereka simpan digudang dekat penginapan "Hey kalian berdua!" Tiba-tiba Celica datang menghampiri mereka berdua dengan wajahnya yang tidak berubah setiap ia melihat Teo, ia terlihat marah.

"No-Nona Celica! Ma-Maafkan kami, kami akan segera menyiapkan–."

"Tidak perlu!" Celica langsung memotong ucapan Zack "Kakak dan Aku masih ada kelas sore, tapi sepertinya sebentar lagi akan hujan lebat dan kelas sore kami sampai malam nanti, jadi hari ini kita menginap di sekolah, kalian mengerti!" Ucapnya dengan akhiran membentak.

"Ya!" Ucap Teo dan Zack serempak katena terkejut dengan benatakannya.

Setelah membentak mereka, Celica langsung berjalan kembali kedalam sekolah "Baru bangun langsung dibentak, nasibku buruk sekali. Haaah," Ucap Teo lalu ia meregangkan tubuhnya.

Perubahan jadwal yang tiba-tiba membuat mereka memiliki waktu yang sangat luang, Zack berniat untuk mengajak Teo latihan lagi, tapi karena awan gelap dilangit membuatnya mengurungkan niatnya dan ia mengganti niatnya "Hey Teo, mau keliling sekolah tidak?" Ajak Zack.

"Eh? Apa tidak apa-apa keliling sekolah?" Tanya Teo sambil terus melihat kearah langit

"Ya karena saat ini hanya kelas sore, jadi harusnya tidak apa-apa," Balas Zack, tapi setelah itu Teo tidak menanggapinya lagi, ia hanya terus melihat ke langit, bahkan tatapan tajam pun ia keluarkan hanya karena awan yang gelap pekat itu.

Angin kencang tiba-tiba berhembus dan membuat Zack memeluk tubuhnya sendiri "Astaga dingin sekali, sepertinya akan hujan badai. Hey bagaimana? Mau keliling sekolah atau kembali ke penginapan?" Tanya Zack yang sudah tidak tahan karena angin kencang berhembus menerpa mereka beberapa kali.

"Ah ya, tapi bentar lagi hujan, apa tidak apa-apa kita keliling sekolah?" Tanya balik Teo.

"Ya Kita kelilingnya di dalam sekolah saja, tenang saja kita tidak akan dimarahi," Balas Zack, dan balasan itu akhirnya membuat mereka pergi ke dalam sekolah.

Didalam sekolah terlihat begitu berbeda, mungkin karena hanya sedikit murid yang mengikuti kelas sore, karena itu suasana sekolah terasa sangat berbeda "Kau sebelumnya pernah masuk ke sekolah beberapa kali ya? Sampai lantai–."

"Ah, mungkin keliling lantai ini saja, walau pernah beberapa kali tapi aku hanya melewatinya saja," Ucap Teo memotong ucapan Zack.

"Begitu, kalau begitu kita pergi ke perpustakaan yang ada di barat, tempatnya ada di unung bagian barat sekolah, bagaimana?" 

"Oh ya, baiklah,"

Lalu mereka pun pergi ke perpustakaan. Begitu banyak kelas dengan dalam yang sama, tidak ada riasan atau apapun di dalam kelas selain tumbuhan di pojok kelasnya "Entah kenapa Aku merasa berjalan di tempat," Ucap Teo.

"Apa maksudmu?"

"Kelasnya sangat banyak, tapi mereka semua sama,"

"O-Oh begitu," Sahut Zack sambil senyum terpaksa "Apa di duniamu juga ada sekolah seperti ini?" Tanya Zack penasaran.

"Ada, tapi tentunya bukan sekolah sihir," Jawab Teo.

"Bukan sekolah sihir? Apa Sekolah ilmu pengetahuan?" Tanya Zack lagi.

"Sekolah ilmu pengetahuan?" Apa yang ditanyakan Zack malah membuat pertanyaan baru "Jadi di dunia ini ada sekolah lain selain sekolah sihir ya?"

"Eh? Ya begitulah, tapi sekolah itu hanya untuk para bangsawan yang ingin menjadi seorang pemimpin," Jelas Zack tentang sekolah ilmu pengetahuan yang terdengar tidak adil itu.

"Begitu. Aku tidak tahu seperti apa itu sekolah ilmu pengetahuan, tapi sekolah di dunia ku juga mengajarkan tentang ilmu pengetahuan," Jawab Teo untuk pertanyaan Zack sebelumnya.

"Hee begitu ya,"

"Ya, tapi itu sekolah untuk umum,"

"Umum!? Maksudmu yang bukan bangsawan pun boleh bersekolah di sekolah ilmu pengetahuan!?" Dan itu membuat Zack terkejut bukan main sampai membuatnya teriak.

"Wa–. Hey! Jangan berteriak begitu! Berisik!" Teo pun memarahinya.

"O-Oh maaf. Tapi apa benar? Rakyat biasa boleh masuk sekolah ilmu pengetahuan!?" Tanya Zack yang masih tidak percaya dengan apa yang Teo katakan.

"Bukan sekolah ilmu pengetahuan, tapi sekolah yang mengajarkan ilmu pengetahuan. Disana pemerintah–. Maksudku pemimpin negara ku membuat kebijakan untuk wajib sekolah selama 12 tahun. Sekolahnya pun ada tingkatannya, dimulai dari sekolah dasar yang harus di tempuh selama 6 tahun dan 2 tingkatan lainnya ditempuh masing-masing 3 tahun," Jelas Teo tentang sekolah di dunia asalnya.

"Hee begitu ya, enak sekali. Tapi kalau wajib begitu, bukannya nanti sulit untuk penduduk miskin? Jangan bilang kalau penduduk negaramu itu kaya raya semua!?" 

Teo tertawa kecil mendengar Zack berkata begitu "Tidak, di negaraku juga masih banyak orang yang kekurangan, tapi mereka masih bisa bersekolah loh,"  Jawab Teo.

"Eh bagaimana bisa begitu?"

"Para murid yang bersekolah semuanya dibiayai oleh negara. Karena itu, biaya seragam, buku dan perawatan sekolah dibiayai pemerintah. Ah! Tapi kalau biaya untuk berwisata itu ditanggung murid ahahaha," Setelah mendengarnya, Zack terus menatapinya tanpa berkedip sama sekali.

"A–."

"A?"

"Apa-apaan itu!" Dan dia berteriak lagi walaupun langsung ditutup oleh Teo.

"Kenapa Kau berteriak lagi!? Nanti mengganggu yang lain bagaimana!" Ucap Teo pelan namun terdengar seperti membentaknya.

"Ah maaf, habisnya kau berkata seperti itu. Kau pasti berbohong ya? Mana mungkin rakyat biasa bisa bersekolah di sekolah ilmu pengetahuan? Apalagi sampai di bayari oleh negerimu, tolong kalau berbohong itu sewajarnya!" Ucap Zack kali ini terdengar pelan dan ia masih tidak percaya dengan apa yang Teo katakan.

Teo menghela nafas berat lalu kembali berjalan "Untuk apa juga Aku berbohong? Aku hanya berkata berdasarkan pengetahuanku, sewaktu aku sekolahpun hampir semuanya dibiayai oleh negeriku. Yah walaupun di SMA–. Maksudku tingkatan ketiga aku lebih banyak mengeluarkan banyak uang, soalnya banyak kelas praktik nya dan itu tidak dibiayai negeriku," Jelas Teo, dan Zack kelihatannya masih tidak percaya dengan Teo.

Ia menatapi Teo dengan tatapan penuh curiga "Haaah, begitu," Setelah berkata begitu, ia percaya sedikit dengan apa yang Teo katakan "Jadi? Apa ada lagi yang membuatku terkejut?" Tanyanya yang sepertinya ia tidak peduli lagi.

"Kenapa Kau berkata begitu? Ya Aku rasa tidak ada lagi … Oh iya, wajib belajar itu dimulai ketika calon murid sudahmemenuhi persyaratan usia tingkatan pertama," Jelas Teo lagi.

"Usia?"

"Ya, biasanya anak berumur 7 atau 8 tahun sudah harus masuk tingkatan pertam–."

"Hoi apa-apaan itu?" Tanya Zack, ia terdengar marah karena ucapannya.

"Hah? Apanya?"

"Umur 7 tahun saja aku masih berlatih pedang, tapi di duniamu sudah masuk sekolah. Haaaah, aku tidak tahu apa yang harus katakan. Duniamu benar-benar berbeda dengan disini,"  Ucap Zack terdengar seperti mengeluhkan hidupnya.

"Tunggu, itu malah tidak bisa dipercaya usia 7 tahun sudah bisa mengayunkan pedang," Ucap Teo yang tidak kalah tidak percaya.

Setelah percakapan yang cukup panjang itu, tanpa disadari mereka sudah dekat dengan perpustakaan. Mereka melihat pintu yang cukup besar, itu lebih besar daripada saat mereka masih berada dikejauhan. 

"Besar sekali," Ucap Teo saat melihat pintu itu "Apa tidak masalah kalau kita masuk ke dalam?" Tanya Teo ragu.

"Tidak masalah, ayo masuk," Zack menarik pintu itu dan pintu pun terbuka. Di dalam, perpustakaan itu cukup luas, namun sangat sepi, bahkan sampai suara langkah kaki mereka bergema, di dalam juga ada beberapa kursi sofa dan meja panjang berwarna putih, sepertinya itu untuk para pengunjung yang ingin membaca lebih lama di dalam perpustakaan. Namun sepertinya itu terlihat lebih mewah daripada di dunia Teo.

To be continue


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C36
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ